Pati, Mitrapost.com – Keluarga salah satu bidan Puskesmas Dukuhseti merasa keberatan dengan pernyataan Bupati Pati Haryanto yang menyebutkan sembilan tenaga kesehatan (nakes) tertular dari anak bidan.
Sebelumnya Haryanto yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Pati mengatakan 9 nakes Puskesmas Dukuhseti yang sempat terkonfirmasi positif Covid-19 tertular dari anak dari salah satu bidan.
Saat ini nakes tersebut telah dinyatakan sembuh dan Puskesmas Dukuhseti kembali menyelenggarakan pelayanan seperti semula.
“Ketularan anak bidan, ada yang (positif) Covid-19,” ujar Haryanto yang dipublikasikan Mitrapost.com pada tanggal 22 Agustus lalu.
Pertanyaan tersebut dipertanyakan oleh keluarga salah satu bidan Puskesmas Dukuhseti, Ema Ritasari (32). Ema yang merupakan adik dari korban virus corona ini menilai pernyatan Bupati itu tak berdasar.
Menurutnya apabila memang 9 nakes ini tertular dari kakaknya seharusnya ada bukti klinis yang menunjukkan hal ini. Apalagi kakaknya bukanlah kasus pertama di Dukuhseti.
Baca juga : 9 Nakes Positif, Pemkab Pati Tutup Puskesmas Dukuhseti
Selain itu, dari hasil tes Covid-19, keluarganya tidak ada yang tertular Covid-19 atau hanya kakaknya saja yang terkena virus corona.
“Harus ada pembuktiannya dulu, harus ada ini tertular sama siapa. Soalnya di Dukuhseti kan ini bukan kasus pertama. Ini kasus sekitar kasus ke lima atau ke empat. Kasus ke 1,2,3 itu adalah orang yang melahirkan. Jadi kalau disebut bahwa 9 nakes tertular dari kakak saya itu tendensius,” ungkap Ema kepada Mitrapost.com, Selasa (8/9/2020).
Pernyataan Bupati ini, menurut Ema telah mengiring opini publik dan merugikan keluarganya. Ada beberapa stigma negatif dari masyarakat kepada keluarganya karena adanya pernyataan dari Bupati ini.
Ema juga mengungkapkan jika Covid-19 ini bukan hanya isu tentang kesehatan saja namun juga menyangkut isu sosial. Maka dari itu ia meminta keluarga korban virus corona tidak dikucilkan masyarakat.
“Ini sudah menimbulkan opini publik yang menyesatkan dan merugikan masyarakat. Karena masyarakat awam yang tidak tahu kesehatan, pasti secara tidak langsung kita akan dikucilkan. Ini bukan isu kesehatan saja tapi sosial juga,” pungkasnya. (*)
Baca juga :
- Waspada Klaster Covid-19 di Perkantoran, Pemerintah Beri Batasan Jumlah Karyawan
- 9 Nakes Sembuh, Puskesmas Dukuhseti Kembali Layani Ibu Hamil
- Pemkab Pati Berencana Buat Laboratorium Covid-19
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, instagram, dan twitter
Redaktur : Dwifa Okta
Wartawan