Tak Semua Mampu, Pesantren Berharap Pemerintah Fasilitasi Tes Rapid

Pati, Mitrapost.com – Wakil Ketua Rabithah al Ma’ahid al Islamiyah (RMI) NU Muhadi mengatakan, sejak kebijakan new normal dicanangkan, hingga akhir tahun pihaknya telah lakukan sosialisasi terhadap penanganan penyebaran kasus Covid-19 di lingkungan pesantren.

“Kita memang sudah mengimbau supaya kegiatan pondok sesuai prokes. Sosialisasi masih, karena dikhawatirkan muncul klaster dari pesamtren. Rilnya memang kita harus lakukan evaluasi setidaknya,” katanya kepada Mitrapost.com saat ditemui di Kantor Kementerian Agama belum lama ini.

Baca juga: Video : Galakkan Pencegahan Covid-19 Usai Pilkada, Polres Rembang Kunjungi Pesantren

Muhadi berharap ada sumbangan fasilitas tes rapid atau swab di lingkungan pesanten. Pasalnya tak semua pesantren mampu menyediakan fasilitas tes Covid-19 secara mandiri, sementara pembelajaran harus terus dilakukan.

Baca Juga :   Indonesia Berkesempatan Peroleh Tambahan Kuota Haji 250 Ribu Tahun Ini

“Seharusnya pas masuk awal di rapid dan swab, kita butuh fasilitasi swab. Bagi yang sudah melaksanakan ya sudah, tapi ada yang belum mampu,” imbuhnya.

Baca juga: Klaster Pesantren, 97 Santri di Salatiga Terkonfirmasi Positif Covid-19

Tak seperti sekolah umum yang bisa menerapkan pembelajaran daring, pesantren tidak bisa lepas dengan konteks merumunan, karena pada dasarnya pesantren adalah tempat belajar agama bersama.

Apalagi untuk pondok pesantren berbasis tahfidz (menghafal Alquran) tidak bisa lepas dari pertemuan antara santri dan ustadz.

Baca juga: Rapid Test Massal di Pesantren Akan Diambil Secara Sampling

Muhadi mengatakan, santri Alquran dapat melakukan pembelajaran daring apabila didampingi orang tua yang sudah menguasai atau hafal Alquran. Padahal tak semua orang tua santri tahfidz hafal Alquran.