Mustoko Masjid Lasem, Bukti Sejarah Peninggalan Islam Tertua di Rembang

Rembang, Mitrapost.com – Ornamen genting atau Mustoko masjid Lasem, Kabupaten Rembang diyakini merupakan salah satu benda tertua dalam sejarah peninggalan peradaban Islam di Rembang. Klaim itulah yang disampaikan Abdullah Hamid, pegiat sejarah Lasem yang juga pengurus Masjid Jamik Lasem.

Penyebutan Mustoko juga beragam versi, ada yang menyebut Mustoko, Memolo, dan Makutapraba dalam bahasa lainnya.

Sedangkan, jika melihat dari bahan bakunya Mustoko tersebut terbuat dari grabah. Sedangkan coraknya itu ada Batharakala-nya, yang merupakan hadir dari budaya hindu biasanya ditemukan di pintu candi. Sedangkan dalam penjelasannya Abdullah Hamid ornamen itu menunjukkan waktu seperti dalam keyakinan terdahulu.

Baca juga: Bupati Rembang Anggarkan 5,2 M untuk MPP Terpadu

Baca Juga :   18 November Dalam Sejarah

“Dimungkinkan itu termasuk benda yang dibuat sangat lama. Kalau dalam Islam kan ndak ada begitu, lukisan aja ndak ada kog apalagi patung. Apalagi dewa,” papar Abdullah Hamid saat ditemui di komplek Masjid Lasem.

Lebih lanjut, Abdullah menjelaskan karena transisi dalam masa peralihan Hindu Budha ke Islam itu terjadi secara damai, sehingga ornamen yang ada, tidak dihilangkan melainkan di adopsi kebudayaan Islam pada saat itu. Hal ini mengingat tidak ada penghancuran dalam penyebaran islam, yang memungkinkan mustoko tersebut masih utuh secara benda maupun ornamen.

“Bisa jadi manusianya dari peralihan Hindu Budha ke Islam itu berdasarkan pada tradisi yang sama. Jadi raja-raja atau para tokoh zaman dahulu itu dalam satu keturunan sampai pada Islam.”

Baca Juga :   Dalam Islam, Pakaian di Dunia akan Dipertanggungjawabkan

Baca juga: Awal Pandemi Tak Banyak Berimbas Pada Karyawan di Rembang

Abdullah melanjutkan, Mustoko itu semula berada di puncak masjid sebelum renovasi masjid jamik Lasem terjadi. Baru diturunkan pada tahun awal milenium atau tahun 2000 saat ada renovasi.

“Bayangkan berabad-abad itu ada di atas masjid diterpa angin sampai sekarang masih utuh. Masjid ini di bangun sekitar 1630 Masehi berdasarkan prasasti yang ada. Tulisan mengenai pembangunan masjid Lasem itu ada di Dodo Peksi yang ada di sini,” imbuhnya.

Abdullah menjelaskan setelah diturunkan, Mutoko itu semula teronggok di gudang, dikumpulkan bersama pacul, linggis dan lain-lain. Di situlah ada goresan bahkan ada yang patah. Tetapi saat diturunkan itu masih bagus.