Pati, Mitrapost.com – Di tengah kebijakan pembelajaran jarak jauh yang telah berlangsung lebih dari satu tahun ini, masih didapati siswa yang belum memiliki handphone (HP) untuk belajar online.
Siswa itu adalah Kalimatus Sadiyah (11), siswa kelas III di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Bustanul Ulum (BU) mengaku, tidak memiliki handphone (HP) untuk keperluan sekolah secara virtual selama masa pandemi Covid-19.
Warga Desa Pagerharjo, Kecamatan Wedarijaksa, ini pun mengaku kesulitan dengan sistem PJJ ini. Ia tidak bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar secara online. Ia berharap pembelajaran tatap muka (PTM) dapat segara diberlakukan.
Baca juga: Bupati Haryanto Pantau Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka
“Enggak punya HP sejak sekolah beralih ke online. Kangen sekolah seperti dulu, ingin kumpul lagi sama teman-teman,” ujar Diyah, pekan lalu.
Meski demikian, gadis cilik yang bercita-cita menjadi guru itu tidak pernah patah arah. Ia terus berusaha belajar dengan giat untuk meraih mimpinya, mendidik.
“Paling suka pelajaran matematika. Kalau sudah besar ingin menjadi guru, biar bisa mengajar sekolah dan bantu orang biar pandai,” tuturnya.
Kondisi ekonomi keluarga Diyah memang tidak sebaik ekonomi keluarga lain. Ayahnya hanya buruh serabutan yang tidak tentu membawa pulang penghasilan setiap harinya. Sementara ibunya telah meninggal dunia karena sakit parah tiga tahun lalu.
“Istri saya sudah meninggal dunia. Sekarang tinggal Diyah yang hidup bersama saya, sementara kakak Diyah yang berusia 14 tahun diasuh oleh saudara saya. Kerja seadanya, kalau musim tebang tebu gini ya ikut orang kerja tebang, tak tentu penghasilan,” beber ayah Diyah, Parijo (50).
Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka di Semarang Tunggu Petunjuk Pusat
Parijo mengatakan, jangankan membeli handphone untuk keperluan Diyah belajar secara online. Untuk makan sehari-hari saja, ia mengaku kesulitan. Padahal Diyah merupakan siswa yang cukup pandai. Ia selalu menduduki peringkat lima besar di kelasnya.
“Biaya sekolah Diyah dibiayai orang dari Desa Tluwuk Kecamatan Wedarijaksa mulai dari kelas I hingga III ini. Kadang saya menangis di malam hari karena belum bisa menjadi orangtua yang baik kepada Diyah dan kakaknya,” ujar warga RT 02/RW 03 itu.
Beruntung, meski tidak memiliki telepon seluler ada dermawan yang membantu Diyah agar bisa tetap mengikuti proses pembelajaran selama PJJ. Satu diantaranya, Sheila Nisa Sernila seorang guru kelas I SDN 02 Wedarijaksa yang rela meluangkan waktu untuk memberikan les privat kepada Diyah.
Tidak hanya itu, Sheila pun rajin berkoordinasi kepada guru MI Bustanul Ulum di mana Diyah mengenyam pendidikan. Agar tidak ketinggalan mata pelajaran. Sedangkan untuk absensi, Sheila pula yang mengabsenkan dengan menggunakan handphone pribadinya.
“Setiap hari kecuali hari Jumat saya memberikan les kepada Diyah. Biasanya sehabis salat Ashar sampai jam 5 sore. Kalau absen, suara Diyah saya rekam dan kirimkan kepada pihak sekolah MI,” terang Sheila.
Ia mengaku telah memberikan les privat kepada Diyah sejak tahun ajaran baru, tepatnya pada Juli 2020 lalu. Sheila menyebut Diyah termasuk siswa yang cukup pandai di sekolahnya. (*)
Baca juga:
- Bupati Haryanto Pantau Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka
- Lima Sekolah di Pati Gelar Simulasi Pembelajaran Tatap Muka
- KBM Tatap Muka Bulan Juli, Anak Didik Juga Perlu Divaksin
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Atik Zuliati
Wartawan