Pati, Mitrapost.com – Harga pupuk subsidi yang kembali melambung tinggi membuat para petani di Kabupaten Pati resah. Pasalnya mayoritas petani di Kabupaten Pati masih bergantung pupuk kimia bersubsidi dari pemerintah.
Hal tersebut diungkapkan oleh Surip Maryanto seorang petani asal Sukolilo, Kabupaten Pati saat membeli pupuk di salah satu toko pertanian, pada Sabtu (14/5/2022) lalu.
Lebih lanjut, Surip menyebut tiga pupuk yang ia beli untuk sawahnya harganya sangat tidak masuk akal. Fertiphose Hijau 50 kilogram dibandrol dengan harga Rp180.000, Phonska Plus 25 kilogram seharga Rp 340.000, KCL Mahkota 50 kilogram dengan harga Rp800.000.
“Benar Mas, pupuk subsidi harganya edan, kami sebagai petani kecil sangat merasa berat membeli pupuk itu,” ucap Surip saat ditemui Mitrapost.com, Senin (16/5/2022) sore.
“Mau bagaimana lagi, kalau tidak dibeli pupuknya tanaman padi kami tidak akan bagus hasilnya, malah semakin besar kerugian yang kita dapatkan,” sambungnya.
Selain harga pupuk bersubsidi yang terus mengalami kenaikan, ia juga mengeluh untuk mendapatkan pupuk juga butuh proses yang rumit, harus menggunakan kartu tani.
“Sudah pupuk harganya mahal, membelinya susah, harus pakai kartu tani. Harga gabah turun terus, ini sangat menyulitkan kita sebagai petani, ” jelas dia.
Ia berharap pemerintah bisa lebih memperhatikan kesejahteraan para petani kecil, khususnya di daerah-daerah.
“Mbok yo pemerintah ini bisa mendengar keluhan kami sebagai petani, harga pupuk juga diturunkan, harga gabah distabilkan supaya kesejahteraan kami juga terjamin,” tandasnya. (*)
Komentar