Mitrapost.com – Masyarakat suku Jawa masih lekat dengan tradisi dan budaya yang turun-temurun dari leluhur. Sementara itu, primbon Jawa juga merupakan salah satu pedoman budaya yang masih banyak dipercayai oleh masyarakat Jawa hingga generasi saat ini.
Menurut Detik, primbon Jawa merupakan kitab yang berisikan hari baik dan hari naas. Juga buku yang menghimpun berbagai pengetahuan spiritual dan berkehidupan manusia di dunia. Buku tersebut juga berisi perhitungan, upacara adat, hingga pantangan-pantangan.
Salah satu yang terkenal adalah pantangan menikah antara pasangan yang memiliki weton Wage dan Pahing. Menurut primbon Jawa kuno, weton Wage dan Pahing tidak cocok karena akan menyebabkan pertengkaran dan banyak ujian di rumah tangga.
Mengapa Wage dan Pahing Tidak Cocok menurut Primbon Jawa?
Weton Wage dengan Pahing diibaratkan memiliki sifat seperti air dan minyak, sehingga dikatakan tidak bisa menyatu. Artinya, keduanya memiliki sifat yang sama-sama keras kepala dan ingin menang sendiri. Apabila dipaksa menikah, maka hubungan rumah tangga mereka diwarnai pertengkaran karena sama-sama enggan mengalah.
Weton Wage memiliki sifat seperti chakra ajna, yakni memiliki ketajaman insting yang kuat dan sisi spritual yang baik. Sementara itu, Pahing bersifat matahari yang sifatnya mudah tergesa-gesa, namun memiliki cinta yang luas.
Meski demikian, kombinasi Wage dan Pahing dipandang cocok sebagai teman maupun rekan kerja. Ini karena keduanya memberikan keuntungan untuk mendatangkan perubahan. Apalagi, Wage dikenal sebagai sosok giat bekerja untuk mencari rezeki. Mereka juga tidak mudah putus asa dan pekerja keras.
Sementara itu, Pahing juga mempunyai jiwa yang bertanggung jawab.
Meski demikian, kecocokan maupun ketidakcocokan antara pasangan Wage dan Pahing tersebut hanya dilihat berdasarkan kepercayaan orang zaman dulu. (*)
Redaksi Mitrapost.com