Tembung Digugu lan Ditiru Wajib Diperhatikan oleh Guru Pati

Pati, Mitrapost.com – Kalimat digugu lan ditiru merupakan kalimat Jawa yang sampai sekarang dipegang oleh masyarakat Jawa dan sering diucapkan oleh para guru di lingkungan formal. Hal ini menandakan kalimat Jawa tersebut masih menjadi trend di era sekarang.

Ada 4 kompetensi guru yang harus dimiliki seorang guru. Kompetisi tersebut terdiri dari kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.

Dari 4 Kompetensi tersebut, yang biasanya menjadi akar masalah di point kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.

“Kalau masalah pedagogik dia sudah mampu, masalah profesional juga sudah mampu. Tetapi yang 2 ini, yang sering terlupakan dan terkadang terlena yang pertama tentu kompetensi kepribadian,” kata Ruhani, Seksi Pendidikan Madrasah Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pati, belum lama ini kepada wartawan mitrapost di kantor setelah selesai menghadiri pertemuan PD IGRA.

Ruhani menyoroti kompetensi kepribadian yang masih ada kendala. Menurutnya, guru harus senantiasa memiliki kepribadian yang berbudi luhur atau akhlak yang bagus. Karena akan berimbas secara tidak langsung terhadap murid/peserta didik.

“Kalau guru tidak memiliki sebuah kepribadian, Akhlakul Karimah (bagaimana) anak didik bisa mencontoh pada seorang guru,” ujarnya.

“Memang seorang guru harus tidak lepas dari kompetensi kepribadian termasuk salah segi berpakaian, perilakunya (tindak tanduknya) harus mencerminkan yang baik,” imbuhnya.

Kemudian kompetensi sosial tidak kalah pentingnya, Ruhani mengatakan menjaga tali persaudaraan di lingkungan kerja sekolah harus tetap terjalin, jangan sampai adanya perselisihan sehingga menjadikan lingkungan kerja tidak nyaman. Hubungan lingkungan masyarakat dan keluarga juga tidak kalah penting.

“Harus bisa berkomunikasi, berkoordinasi dan bersinergi. Sehingga kalau dia mampu berkomunikasi baik, berinteraksi sosial dengan masyarakat maka dampaknya masyarakat itu akan menyenangi program guru-guru,” katanya.

Pada intinya seorang guru harus memiliki pedoman untuk menjadi seorang yang bisa digugu dan ditiru.

“Intinya Guru itu Digugu dan Ditiru,” tutupnya di kantor selesai PD IGRA. (iwp)