Cara Tenangkan Hati dan Pikiran Sesuai Ajaran Islam

Mitrapost.com – Kehidupan sering kali berjalan tak sesuai denga napa yang diharapkan. Hal ini mungkin membuat sebagian orang merasa gelisah dan tak tenang.

Dalam Islam, seorang hamba diajarkan untuk senantiasa berpikir positif dan memperbanyak amalan ibadah untuk menghilangkan kerisauan hati. Berikut ini beberapa upaya yang bisa dilakukan oleh seorang muslim dalam menenangkan hati dan pikiran.

Perbanyak zikir

Zikir merupakan pujian-pujian yang dilafalkan kepada Allah SWT. Zikir bisa dilakukan dengan menyebut asma Allah, yakni mengucapkan tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir.

Allah SWT berfirman dalam surat Ar-Ra’d ayat 28,

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram,” (QS. Ar-Ra’d: 28).

Salat tepat waktu

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 153,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”

Selain itu, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya salat dijadikan untukku sebagai penenang hati,” (HR. An-Nasa’i).

Membaca Al-Qur’an

Al-Quran diturunkan sebagai penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Maka dari itu, membaca Al-Quran bisa memberikan ketenangan jiwa.

Dalam surat Al-Isra’ ayat 82, Allah SWT berfirman,

وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا خَسَارًا

Artinya: “Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.”

Berdoa

Berikut ini doa yang diajarkan Rasulullah SAW untuk mendapatkan ketenangan hati dan jiwa;

للَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ، وَقَهْرِ الرِّجَالِ

Allâhumma innî a’ûdzu bika minal hammi wal hazan. Wa a’ûdzu bika minal ‘ajzi wal kasal. Wa a’ûdzu bika minal jubni wal bukhl. Wa a’ûdzu bika min gholabatid daini wa qahrir rijâl

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari rasa sedih dan gelisah, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat pengecut dan bakhil, serta dari terlilit utang dan tertindas oleh orang lain,” (HR. Abu Dawud).

Berbuat baik dan menghindari maksiat

Rasulullah SAW bersabda, “Kebaikan adalah apa yang menenangkan jiwa dan hati, sedangkan dosa adalah apa yang meresahkan hati dan menimbulkan keraguan,” (HR. Ahmad). (*)