Mitrapost.com – Syaban merupakan bulan kedelapan dalam kalender Hijriah, berada di antara dua bulan mulia, yakni bulan Rajab dan Ramadan.
Umat Islam dianjurkan memperbanyak zikir di bulan Syaban untuk meningkatkan keimanan, tambahan pahala, serta keberkahan. Zikir merupakan praktik mengingat dan memuji Allah SWT secara terus-menerus. Zikir dapat dilakukan secara lisan atau dalam hati.
Selain itu, diketahui Syaban sebagai waktu amalan manusia diangkat ke sisi Allah SWT. Hal ini tercantum dalam riwayat Usamah bin Zaid ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Bulan itu, banyak manusia yang lalai, yaitu (bulan) antara Rajab dan Ramadan, bulan diangkatnya amal-amal kepada Rabb semesta alam, dan aku ingin amalku diangkat dalam keadaan aku sedang berpuasa,” (HR. An-Nasa’i)
Berikut jenis zikir di bulan Syaban yang dianjurkan, dilansir dari laman Baznas.
Istigfar 70 kali
أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَسْأَلُهُ التَّوْبَةَ
Astaghfirullaaha wa as-aluhut taubah
Artinya: “Hamba memohon ampun kepada Allah dan hamba meminta kepada-Nya agar diterima tobatku.”
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Berbahagialah orang yang dalam catatan amalnya terdapat banyak istighfar,” (HR. Ibnu Majah).
Tasbih, Tahmid, dan Tahlil
Saat bulan Syaban, dianjurkan membaca tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), tahlil (La ilaha illallah), dan takbir (Allahu Akbar). Rasulullah SAW bersabda, “Kalimat yang paling dicintai Allah ada empat: Subhanallah, Alhamdulillah, La ilaha illallah, dan Allahu Akbar,” (HR. Muslim).
Membaca zikir
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
La ilaha illallahu wala na’budu illa iyyahu mukhlishina lahuddina walau karihal musyrikun
Artinya: “Tidak ada Tuhan selain Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya meskipun orang-orang musyrik membencinya.”
Membaca ayat kursi
اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Artinya: “Allah tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang (berada) dihadapan mereka, dan dibelakang mereka dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari Ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, Allah Mahatinggi lagi Mahabesar,” (Al-Baqarah/2: 255). (*)
Referensi : https://almanhaj.or.id/11518-dzikir-pagi-dan-petang.html
Redaksi Mitrapost.com