Mitrapost.com – PT PLN menyatakan komitmen terus mengupayakan pemberlakuan transisi energi dan penggunaan energi bersih.
Dalam hal ini, pengembangan hydropower atau Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dilakukan dengan menggandeng negara Swiss.
Direktur Manajemen Risiko PT PLN (Persero) Suroso Isnandar menjelaskan jika potensi energi hydro baru mencapai 5,8 gigawatts (GW) dari total potensi yang ada sebesar 29 GW.
“Kita sedang ada di persimpangan jalan, kita sedang mengarah ke renewable energy. Kita akan meningkatkan yang hydro, dari saat ini hanya 5,8 GW, termasuk large scale dan mini hydro power plant, kita akan meningkatkannya,” ujarnya dalam Konferensi Pembangkit Listrik Tenaga Air Indonesia-Swiss 2025 di Kantor Pusat PLN, Jakarta Selatan, dikutip dari Detik Finance pada Rabu (15/4/2025).
Suroso menjelaskan energi air mempunyai peluang yang harus dioptimalkan. Ia juga menyebut 66% dari total pembangkit listrik PLN masih berasal dari batu bara, sementara energi bersih baru 13%.
“Kapasitas baru tambahan sekitar 71,2 GW. 59% berasal dari renewable energy, yang mana 11,7 GW, 28% berasal dari large dan mini hydropower,” kata Suroso.
Tidak lupa, Suroso juga mengajak investor Swiss bekerja sama untuk mengembangkan PLTA.
“Generator PLTA tertua (di Indonesia), tahun 1901 atau 1908 mesinnya dibuat oleh Swiss. Bendungan Citarum, Saguling, Cirata, PLTA Saguling 884 MW, PLTA yang cukup besar di Indonesia, dan di sekitarnya ada PLTA Bengkok di Dago, semuanya menunjukkan testimoni bagaimana teknologi Swiss berkontribusi dalam pengembangan PLTA di Indonesia,” tutur dia.
“Swiss dikenal dengan keahliannya di hydropower dengan lebih dari 700 PLTA yang mencakup 60% dari total kapasitas,” imbuh dia. (*)
Redaksi Mitrapost.com