Mitrapost.com – Ketidakpastian akan ekonomi global beserta perubahan pola konsumsi mengakibatkan industri berlian menghadapi tekanan besar. Meningkatnya popularitas berlian hasil laboratorium sedang sejalan dengan melemahnya daya beli konsumen.
Lebih parahnya, penjualan berlian dengan sistem tender dan lelang juga sedang mereda. Hal ini mengakibatkan penurunan pendapatan secara signifikan oleh produsen tradisional, terutama negara-negara penambang seperti Botswana.
Menurut Co-founder HB Antwerp, Oded Mansori, ketika permintaan global melemah, produsen terjebak dalam siklus kerugian yang menyebabkan pemutusan hubungan kerja massal dan nilai aset perusahaan menjadi anjlok.
Melansir dari CNBC Indonesia, pihak HB Antwerp akhirnya mengeluarkan jalan alternatif bekerja sama dengan Lucara Diamond Corp di Botswana dengan menawarkan model berbasis bagi untung dengan penambang.
Sistemnya berupa batu berlian berkualitas 10,8 karat ke atas dihargai berdasarkan estimasi nilai setelah dipoles, bukan disesuaikan dengan harga lelang batu kasar, dengan kemungkinan pendapatan yang jauh lebih stabil dan terukur oleh penambang hingga sebesar 40%.
Namun, hal ini bukan semata-mata menjadi solusi terbaik. Sistem ini tidak cukup bersaing dengan berlian buatan laboratorium yang lebih murah dan dianggap ramah lingkungan oleh sebagian konsumen.
Kondisi ini menandakan keterpurukan yang mendalam bagi industri berlian. Produsen dituntut melakukan transformasi dalam strategi pemasaran dan reposisi nilai berlian di mata konsumen global.
Tanpa melakukan tuntutan-tuntutan tersebut, industri berlian berisiko kehilangan daya saing di tengah perubahan lanskap ekonomi global dan preferensi konsumen yang kian cepat bergeser. (*)

Redaksi Mitrapost.com






