Mitrapost.com – Dalam perayaan festival bulan purnama Thadingyut di kota Chaung U, Myanmar tengah, sebanyak 40 orang termasuk anak-anak dilaporkan tewas akibat penyusupan serangan aksi damai menentang junta militer.
Melansir dari CNBC Indonesia, tragedi tersebut terjadi ketika sebuah paralayang bermotor milik militer menjatuhkan dua bom di tengah kerumunan warga sipil yang tengah merayakan festival sekitar pukul 19.00 waktu setempat, Senin (06/10/2025).
Seorang anggota panitia penyelenggara dengan identitas yang dirahasiakan, menurut AFP, menyebut selain 40 korban yang telah dinyatakan tewas, terdapat pula 80 korban lainnya yang tercatat luka-luka.
“Anak-anak hancur berkeping-keping,” ujarnya.
Sementara peneliti Amnesty International di Myanmar, Joe Freeman mengecam dengan keras atas tindakan militer Myanmar yang dinilai semakin brutal terhadap warga sipil.
Freeman juga menyebut komunitas internasional seperti Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) harus meningkatkan tekanan terhadap militer junta, mengingat akan ada pertemuan tingkat tinggi akhir bulan ini.
Karena tanpa pengawasan yang ketat dari ASEAN, militer junta seperti memiliki gerak yang lebih leluasa melakukan pelanggaran tanpa memikirkan konsekuensi yang didapat.
Padahal sebelumnya, militer junta telah berjanji jika pihaknya akan menggelar pemilu mulai akhir tahun ini, tepatnya pada 28 Desember dengan tujuan membawa langkah “rekonsiliasi nasional”.
Meski begitu, pihak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mencurigai bahwa langkah tersebut hanyalah kedok dalam rangka mempertahankan kekuasaan militer.
Perlu diketahui, Myanmar telah lama terjerumus ke dalam perang saudara sejak kudeta 2021, di mana kelompok pro-demokrasi dan milisi etnis bersenjata bersatu melawan militer junta, melancarkan serangan udara ke wilayah pemberontak menjelang pemungutan suara. (*)

Redaksi Mitrapost.com






