Mitrapost.com – Industri startup Indonesia terus menunjukkan geliatnya meski situasi ekonomi global belum sepenuhnya pulih. Tahun 2025 menjadi masa seleksi alam bagi banyak startup yang memiliki model bisnis sehat dan mampu menjawab kebutuhan pasar yang tetap bertahan.
Di tengah dinamika tersebut, sejumlah pemain baru mulai menonjol dan menarik perhatian publik maupun investor. Beberapa laporan industri mencatat, total pendanaan startup lokal sepanjang 2024 mencapai sekitar 693 juta dolar Amerika Serikat (AS) dari 78 putaran investasi.
Angka ini memang belum menyamai masa keemasan startup sebelum pandemi, namun menandakan masih kuatnya minat investor terhadap inovasi anak muda Indonesia. Tren juga bergeser dari fokus pada pertumbuhan pengguna menuju pencapaian profitabilitas dan keberlanjutan bisnis.
Sektor yang kini naik daun adalah kuliner dan agritech, dua bidang yang memiliki akar kuat di kehidupan masyarakat. Salah satu nama yang mencuri perhatian adalah Se’Indonesia, brand kuliner cepat saji yang mengusung menu se’i asap khas Nusa Tenggara Timur.
Dengan konsep dapur terpusat dan sistem distribusi berbasis teknologi, startup ini mampu menjaga kualitas sekaligus menekan biaya operasional. Se’Indonesia bahkan berhasil menembus daftar Forbes Asia 100 to Watch 2025, dan menerima pendanaan Seri A senilai sekitar 9,7 juta dolar AS.
Di sisi lain, startup agritech seperti Sayurbox dan TaniHub terus memperluas jangkauan mereka. Sayurbox, misalnya kini merambah pasar regional seperti Singapura dan Malaysia, membawa misi memperpendek rantai pasok antara petani dan konsumen.
Model bisnis ini tak hanya meningkatkan efisiensi logistik pangan, tetapi juga memperkuat posisi petani lokal di pasar modern. TaniHub pun masih menunjukkan daya tahan dengan pengelolaan rantai pasok berbasis digital untuk sektor pertanian.
Sementara itu, sektor akuakultur juga tidak kalah menarik dengan kehadiran eFishery, yang kini dikenal luas berkat teknologi otomatisasi pakan dan sistem pemantauan berbasis Internet of Things (IoT).
Solusi yang mereka tawarkan dinilai mampu meningkatkan produktivitas sekaligus menekan biaya operasional bagi pembudidaya ikan dan udang.
Kehadiran startup-startup baru ini menjadi sinyal positif bagi ekosistem digital nasional. Mereka menunjukkan bahwa inovasi tidak harus datang dari sektor teknologi tinggi semata, tetapi juga bisa berangkat dari isu keseharian seperti pangan, distribusi, dan kemandirian ekonomi lokal.
Namun, jalan mereka tidak sepenuhnya mulus. Persaingan dengan startup global, ketimpangan infrastruktur digital di daerah, hingga regulasi pajak dan investasi masih menjadi tantangan besar.
Selain itu, banyak investor kini menuntut transparansi dan unit economics yang lebih realistis, agar bisnis tidak hanya tumbuh cepat tetapi juga berkelanjutan.
Dengan kondisi pasar yang semakin matang, tahun 2025 bisa menjadi momen penting bagi kebangkitan startup lokal. Nama-nama seperti Se’Indonesia, Sayurbox, eFishery, dan TaniHub membuktikan bahwa inovasi yang berakar pada kebutuhan masyarakat adalah kunci untuk bertahan.
Di tengah persaingan ketat, pemain-pemain inilah yang patut diwaspadai, karena mereka bukan hanya membawa teknologi, tetapi juga semangat baru bagi ekosistem wirausaha Indonesia. (*)

Redaksi Mitrapost.com






