Pati, Mitrapost.com – Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) mulai memperluas implementasi Green Madrasah sebagai wujud transformasi pendidikan Islam berbasis ekoteologi. Salah satu yang kini dijajaki menjadi model percontohan nasional adalah Madrasah Salafiyah Kajen, Pati.
Melalui kegiatan Pelatihan Green Madrasah dan Literasi Digital yang diikuti 50 guru beserta perwakilan siswa dari berbagai jenjang RA, MI, MTs, MA hingga SMK, Kemenag menegaskan bahwa pendidikan Islam masa kini harus beriringan dengan kesadaran ekologis dan pembentukan karakter peserta didik.
Kasubdit Fasilitasi Profesi Guru Direktorat GTK Madrasah, Fakhurrozi, yang hadir mewakili Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Islam Kemenag RI, menyampaikan bahwa Green Madrasah bukan sekadar proyek lingkungan, melainkan bagian integral dari ekoteologi Islam.
“Relasi manusia dengan alam harus sama harmonisnya dengan relasi kita dengan sesama dan dengan Allah. Itulah makna Green Madrasah,” ujar Fakhurrozi saat membuka kegiatan di Aula Utama Madrasah Salafiyah Kajen, Sabtu (01/11/2025).
Ia menambahkan, program ini sejalan dengan kebijakan prioritas Kemenag, terutama penguatan Kurikulum Berbasis Cinta yang menekankan keseimbangan antara ilmu, adab, dan kepedulian terhadap lingkungan.
“Anak madrasah bukan hanya harus cerdas, tetapi juga berkarakter. Kepedulian terhadap alam adalah bagian dari adab,” imbuhnya.
Ketua Yayasan Salafiyah Kajen, KH. Ubaidillah Wahab, menyatakan dukungan penuh terhadap inisiatif ini. Menurutnya, tradisi pendidikan di Salafiyah sejak lama telah menanamkan nilai-nilai ramah lingkungan.
“Pelatihan ini memperkuat kembali kesadaran itu. Pendidikan Islam sejatinya selalu menempatkan keseimbangan antara manusia dan alam,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Saka Cendekia Bangsa, Muhammad Jamilun, menyebut pelatihan tersebut menjadi langkah strategis untuk menjadikan madrasah sebagai pusat peradaban yang adaptif terhadap tantangan zaman.
“Kami ingin madrasah menjadi ruang belajar yang berkelanjutan—hijau, sehat, dan melek digital. Setelah ini, kami akan mendorong rencana tindak lanjut agar Salafiyah Kajen menjadi piloting school Green Madrasah,” terangnya.
Sebagai bentuk komitmen terhadap prinsip keberlanjutan, seluruh peserta pelatihan menggunakan tumbler pribadi selama kegiatan untuk mengurangi sampah plastik sekali pakai.
Langkah kecil ini menjadi simbol perubahan perilaku ekologis yang diharapkan menular ke seluruh civitas madrasah. Ke depannya, Madrasah Salafiyah Kajen juga akan membenahi sistem pengelolaan sampah dan memperbanyak area hijau melalui penanaman pohon di lingkungan madrasah.
Program Green Madrasah sendiri diharapkan dapat menjadi gerakan nasional pendidikan Islam ramah lingkungan yang mengintegrasikan nilai-nilai spiritual, sosial, dan ekologis dalam setiap proses pembelajaran. (*)

Wartawan Mitrapost.com






