Berdayakan Penyandang Disabilitas dengan Batik Ciprat

Dilanjutkan Kateno, Inovasi Batik Ciprat Karya Barokah bertujuan untuk memberikan hak yang sama sebagai warga penyandang disabilitas, mengangkat derajat penyandang disabilitas, serta memberi dampak dalam bidang sosial dan ekonomi.

“Di bidang sosial dampak yang dirasakan dengan adanya pemberdayaan penyandang disabilitas melalui Batik Ciprat Karya Barokah, cara pandang masyarakat terhadap keluarga mereka sudah berbeda. Selain itu secara mental, para disabilitas sudah tidak minder lagi. Sedangkan dalam bidang ekonomi, diharapkan dengan adanya Batik Ciprat Karya Barokah ini bisa memandirikan penyandang disabilitas secara ekonomi, pendapatan dari membatik dapat membantu mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari,” terang Kateno.

Kini, para difabel yang menjadi pengrajin aktif sebanyak delapan orang.

Baca Juga :   ASN di Wonogiri Bunuh Diri Usai Bacok Ibu Rumah Tangga

Masih dari keterangan Kateno, dalam kurun waktu satu bulan, rata-rata karya Batik Ciprat yang bisa dihasilkan mencapai hingga 100 lembar kain.

“Setiap kainnya dihargai mulai Rp130.000 – Rp160.0000, tergantung motif dan lama pengerjaannya. Penjualan batik ciprat kami rata-rata masih dijual di wilayah Jawa Tengah. Pernah beberapa kali mengirim ke luar provinsi. Biasanya yang memesan adalah piyayi Wonogiri yang merantau, yang ingin mengenakan kain batik Wonogiren,” imbuhnya.