Rembang, Mitrapost.com – Penjual dumbek asal Desa Pedak, Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang, Fajar mengatakan, hanya daun lontar yang cocok untuk membungkus dumbek khas Rembang.
Menanggapi hal tersebut, daun lontar memiliki aroma harum yang khas dibanding dengan daun yang lain, maka tak heran jika sejak dulu daun lontar cocok dipakai untuk membungkus dumbek.
“Dulu pernah membungkus pake daun pisang dibuat kerucut terompet tapi rasanya agak aneh, meskipun pake bahan dan cara yang sama,” ucap Fajar pada wartawan Mitrapost.com.
Pihaknya menambahkan, sejak dulu berbagai jenis daun bahkan daun yang menyerupai daun lontar pernah dicoba untuk membungkus dumbek, tetapi belum ada yang cocok selain daun lontar.
Menurut keterangannya, cara membungkus dengan menggunakan daun lontar sudah ada sejak nenek moyang pada abad ke 15 hingga 16 di Pulau Jawa bagian pesisir utara yang jadi sasaran dakwah para wali.
Lebih lanjut, daun lontar mudah ditemui di daerah Rembang dan sekitarnya. Sebab daerah pesisir mayoritas penjual dan pembuat dumbek sehingga memudahkan ia untuk membuat dumbek.
“Buat bentuk kerucut yang diputer-puter kek gini juga membutuhkan kreatifan tangan ben supaya lebih bagus dan rapi,” pungkasnya.
Meskipun kadang terdapat perubahan rasa, tetap saja tidak akan meninggalkan rasanya yang khas daun lontar dan hingga sekarang masih banyak pemburu jajanan tradisional ini.
Sementara itu, saudara Fajar yaitu Paelan (45) mengatakan, ketika naik pohon untuk mengambil air legen sekalian untuk memanen daun lontar maupun buah siwalan jika siap untuk panen.
Pohon lontar (siwalan) banyak bagian yang bisa dimanfaatkan, seperti daunnya untuk membungkus dumbek, buahnya disebut dengan buah siwalan, dan pada batangnya yang keluar air nira (air legen). (*)