Surabaya, Mitrapost.com – Sebanyak 60 persen bagian dari Tempat Pembuangan Akhir Benowo (TPA) Benowo, Kota Surabaya terdiri dari sampah organik.
Berdasarkan catatan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, terdapat sekitar 1.600 ton sampah yang masuk per harinya.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro.
“Jadi sampah organiknya sekitar 60 persen dari data-data kami. Yang banyak organik, seperti dari sisa makanan dan sayur,” kata Agus Hebi Djuniantoro, Kamis (6/7/2023).
Menurutnya, volume sampah plastik di TPA Benowo mengalami penurunan. Hal ini tak lepas dari adanya Peraturan Wali Kota (Perwali) Nomor 16 tahun 2022 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik.
“Ada penurunan dari (terbitnya) Perwali itu. Turunnya yang sudah dilakukan toko dan pasar modern, kalau pasar krempyeng agak lambat,” ujarnya.
Berdasarkan penghitungannya, Hebi menyatakan bahwa sampah plastik di Surabaya mengalami penurunan antara 1,5 hingga 2 ton per hari.
“Jadi pasar modern misalnya mengeluarkan berapa sehari, dia belanja kresek berapa. Itu kami kalkulasi berapa, sekarang sudah tidak pakai itu lagi,” bebernya.
Dengan adanya fenomena ini, ia pun menilai masih perlu adanya sosialisasi terkait dengan sampah organik dan anorganik.
“Jadi memang harus disosialisasikan, yang banyak organik bukan anorganik,” tuturnya.
Hebi pun mengungkap penyebab dominasi sampah organik di TPA Benowo Surabaya. Hal ini salah satunya tak lepas dari kembali bergulirnya ekonomi pasca pandemi Covid-19.
“Satu bergulirnya ekonomi tentunya menimbulkan sampah. Karena sudah tidak ada batasan pandemi, perekonomian tumbuh,” paparnya.
Ia pun lantas mengajak masyarakat untuk melakukan penguraian sampah, sehingga dapat mengurangi volume sampah organik.
“Kalau makan harus habis. Kemudian memilih makan yang tanpa bungkus bisa diurai dan menggunakan tas membawa dari rumah. Tiga itu bisa mengurangi banyak,” pungkasnya. (*)
Redaksi Mitrapost.com