Pati, Mitrapost.com – Cuaca ekstrim tak hanya mempengaruhi produktivitas tanaman padi dan cabai, komoditas tanaman alpukat juga diketahui terdampak oleh curah hujan tinggi yang terjadi belakangan ini.
Supomo selaku Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Cluwak Dinas Pertanian (Dispertan) Pati mengungkapkan hasil panen alpukat di Cluwak di awal tahun mengalami penurunan cukup signifikan. Rata-rata pohon alpukat hanya mampu menghasilkan buah sebanyak dua kwintal.
“Untuk produksi dan hasil panen tahun ini kurang maksimal, karena ada hujan yang tinggi. Produksinya tahun ini kurang bagus,” ungkap Supomo Kepada Mitrapost.com, Senin (29/3/2021).
Ia menambahkan selain hasil panennya yang turun, banyaknya kandungan air dalam buah juga mempengaruhi kualitas dari alpukat yang dipanen. “Kualitas barang masih bagus kemarin. Sekarang barangnya kurang mulus,” imbuh Supomo.
Turunnya kualitas komoditas ini tentunya mempengaruhi harga buah. Di pasaran saat ini buah alpukat masih dihargai Rp15 ribuan, padahal tahun sebelumnya harganya bisa lebih.
Tak hanya itu, beberapa petani alpukat yang melakukan tanam di bulan Januari dan Februari juga mayoritas mengalami gagal tanam.
Menurut Supomo, cuaca yang ekstrim dengan curah hujan yang tinggi sangat berpengaruh. Pasalnya, bibit yang baru ditanam menyerap air terlalu banyak hingga mati.
Kondisi ini tentunya membuat petani makin merugi sebab selain hasil panen menurun, biaya produksi juga bertambah.
“Petani yang menanam saat musim penghujan bibitnya banyak yang mengalami kematian,” terang Koordinator BP Cluwak itu.
Tim Redaksi Khusus Video dan Konten