Sistem tanam tumpang sari memungkinkan petani mendapatkan pendapatan dari hasil pertanian yang berbeda. Hasil tersebut dapat digunakan untuk bertahan ketika mereka mengalami gagal panen akibat cuaca pun kondisi yang tidak terduga pada pertanian.
Adapun komoditas yang biasa ditanam oleh petani Gunungwungkal secara tumpang sari adalah tanaman pangan terdiri dari padi, jagung, kacang tanah, dan ubi jayu.
Baca juga: Harga Ubi Kayu Turun, Petani Gunungwungkal Beralih ke Biofarmaka
Sementara tanaman perkebunan terdiri dari tebu, kopi, kakao, dan kelapa. Sedangkan tanaman holtikultura terdiri dari durian, jeruk, alpukat, mangga, pisang, manggis. Selain itu, terdapat tanaman biofarmaka seperti laos, jahe, sembung, kencur, dan kapulaga.
Med mengatakan bahwa petani memanfaatkan tumpang sari sebagai sistem tanam yang bisa memaksimalkan hasil produksi. Dalam satu kali masa tanam dan panen, petani bisa mendapatkan beberapa kali panen dengan dua jenis tanaman yang berbeda. (*)