Pati, Mitrapost.com – Para penyandang disabilitas di Kabupaten Pati, kesulitan masuk dunia kerja menjadi karyawan perusahaan. Hal ini menjadikan mereka untuk membuat usaha sebagian mandiri.
Para penyandang disabilitas di Kabupaten Pati, sulit untuk mendapatkan tempat kerja di perusahaan di Bumi Mina Tani.
Beberapa anggota Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kabupaten Pati pun masih sedikit yang bisa bekerja di perusahaan.
Ketua PPDI Kabupaten Pati Suratno mengatakan perusahaan selama ini masih kurang dalam merekrut para kaum disabilitas. Padahal mereka bisa bersaing dengan tenaga kerja normal.
“Temen-temen itu punya skill seperti menjahit, Ndak kalah dari yang normal. Cuman mereka terkendala dari persyaratan. Ada ijasah terus umur, terkendala di situ. Jadi temen-temen terus males,” jelasnya.
Oleh karenanya, lanjutnya, para kaum disabilitas di Pati lebih memilih untuk memiliki usaha sendiri. Hal ini juga dapat membantu pemerintah untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi para penyandang disabilitas sendiri.
“Dengan adanya begitu, kan sedikit banyak kita membantu pemerintah untuk mengurangi pengangguran temen-temen disabilitas. Makanya kami mengharapkan itu khususnya pemerintah kabupaten Pati dan dinas-dinas terkait untuk mendorong temen-temen supaya dia terangkat ekonominya. Mereka sedikit banyak bisa membantu keluarganya,” tuturnya.
Ia mengatakan, saat ini kebanyakan para penyandang disabilitas Kabupaten Pati membuka usaha jasa menjahit. Sehingga ia menyarankan ke anggotanya (penjahit) agar lebih hati-hati, supaya hasilnya lebih bagus.
“Kalau hasilnya bagus kan tetep konsumen kembali ke mereka, walaupun kita punya kekurangan, tapi kan hasilnya bagus,” paparnya.
Selain menjahit, juga ada yang memulai bisnis pembibitan lele. Selain itu, ada yang fokus pada kerajinan yang menggunakan bahan baku kain perca yang bisa dibuat menjadi keset yang bermotif dan juga tas.
“Ngambilnya (kain perca) dari sisa-sisa temen-temen yang menjahit itu dikumpulkan dikasihkan ke sini untuk diproses lagi jadi kerajinan,” ujarnya.
Tim Redaksi Khusus Video dan Konten