Grobogan, Mitrapost.com – Sejumlah bupati/ wali kota yang berada di Jawa Tengah sempat menyampaikan keluhan terkait ketersediaan vaksin kepada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Dimana mereka mengaku bahwa data vaksinasi yang ada di pemerintah pusat dan daerah tidak sama.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pun langsung melakukan pengecekan ke lapangan terkait hal tersebut.
Ganjar pun langsung bertolak ke Grobogan pada (3/8/2021) untuk meninjau keluhan bupati yang selalu meminta adanya tambahan vaksin. Sedangkan di data SMILE, stok vaksin di kabupaten Grobogan masih banyak.
Banyak daerah di Jateng yang kehabisan stok vaksin. Namun data yang dimiliki pemerintah pusat melalui aplikasi SMILE menunjukkan daerah-daerah itu memiliki stok vaksin yang cukup banyak. Ternyata, data di aplikasi SMILE tidak sesuai seperti di lapangan.
Saat mengecek vaksinasi di Desa Wolo, Ganjar menemukan titik persoalannya. Ternyata, setiap acara vaksinasi, semua data diinput secara langsung melalui aplikasi Pcare. Baru setelah itu, data diinput melalui aplikasi SMILE.
“Lha kenapa tidak ke SMILE Pak, kan itu pusat melihatnya pakai itu,” tanya Ganjar ke petugas.
Kepala Dinas Kesehatan Grobogan, Slamet Widodo menjelaskan, inputing data ke aplikasi SMILE membutuhkan waktu yang lama.
“Itu butuh waktu lama pak, kami tiap hari kalau vaksinasi sudah langsung input ke aplikasi Pcare,” jelasnya.
Ganjar juga mengungkapkan bahwa berdasarkan data yang ada, beberapa data kabupaten masih menyimpan stok. Hal tersebut dikarenakan inputing data ke aplikasi yang belum sempurna.
“Saya hanya mau meluruskan saja, karena kemarin saat saya sampaikan ke pusat, hampir seluruh kabupaten protes. Lho kami sudah menyuntikkan banyak, dan sudah habis, kok datanya seolah-olah kami masih nyimpan stok. Ini Bu Bupati Grobogan juga komplain, makanya langsung saya cek,” katanya.
Ganjar juga mengatakan bahwa terdapat dua sistem yang perlu dikoreksi. Yaitu Pcare yang aplikasi yang digunakan untuk menyimpan data setelah orang divaksin.
“Ini (Pcare) sebenarnya adalah data paling riil. Sementara pusat yang dipakai acuan data dari aplikasi SMILE. Ternyata butuh waktu lama untuk mengisi ke aplikasi SMILE, mulai disuntik, direkap di aplikasi Pcare, baru dilaporkan. Lha ini kalau belum diinput di SMILE, maka dibaca dan dianggap stok masih banyak,” terangnya.
Ganjar pun memberi usulan untuk melakukan integrasi data diantara keduanya. Ia juga meminta pemerintah pusat untuk memantaudata di aplikasi Pcare.
“Karena itu lebih realtime. Nanti kami evaluasi dengan Dinkes dan akan kami usulkan. Kebetulan Pak Menkes tadi telpon, jadi sekaligus kami umumkan,” tegas gubernur.
“Biar energinya tidak dibuang untuk perdebatan yang tidak penting lagi, karena kita bisa memperbaiki itu,” pungkas Ganjar. (*)
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Mila Candra
Redaksi Mitrapost.com