Adapun penerapan sistem ini, tergantung dengan itikad baik para pasien isoman yang melakukan pemindaian secara berkala setiap harinya.
Ia pun menganjurkan agar pasien melakukan pindai QR Code tiga kali sehari, yaitu di waktu pagi, siang, dan malam.
Nantinya, aplikasi tersebut akan memberikan sinyal kepada petugas dengan menyertakan lokasi pasien secara real time.
Muflih mengatakan mulai mengembangkan gelang Laron pada Mei 2021. Kemudian menyeriusinya sebulan kemudian dengan membuat sendiri gelang yang tertempel QR code.
“Sejauh ini kendalanya adalah mengandalkan aplikasi dari pihak ketiga. Saya sendiri belum mampu menyediakan aplikasi itu,” katanya.
Bupati Karanganyar Juliyatmono mengatakan, inovasi dari Muflih efektif untuk memudahkan pemantauan Dinas Kesehatan terhadap pasien isoman Covid-19.
“Gelang Laron jika benar-benar diterapkan, efektif memantau (pasien) isoman. Tujuannya mencegah mereka ke mana-mana. Harus selesai isoman dan sembuh dulu, baru boleh beraktivitas,” katanya. (*)