Mitrapost.com – Di lingkungan masyarakat, dapat dijumpai orang-orang yang bersikap baik. Demikian juga, ada sejumlah orang yang tak menyukai kita.
Sejumlah orang yang tak menyukai kita mungkin saja bisa melakukan hal-hal yang buruk. Namun, untuk mengatasinya kita tidak dianjurkan untuk membalas perbuatan buruknya dengan hal serupa.
Islam menganjurkan untuk membalas orang yang berbuat buruk dengan berdoa.
Rasulullah pernah bersabda mengenai doa yang merupakan permohonan kepada Allah SWT agar kita terlindung dari gangguan orang-orang yang jahat, sebagaimana tercantum dalam hadis riwayat berikut:
أَلَا أُعَلِّمُكَ الْكَلِمَاتِ الَّتِي تَكَلَّمَ بِهَا مُوسَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ حِينَ جَاوَزَ الْبَحْرَ بِبَنِي إِسْرَائِيلَ؟ فَقُلْنَا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ: قُولُوا: اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ وَإِلَيْكَ الْمُشْتَكَى، وَأَنْتَ الْمُسْتَعَانُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ.
Artinya: “Maukah kamu kuajari tentang kalimat-kalimat yang dibaca oleh Musa AS ketika ia melintasi lautan bersama Bani Israil? Kami menjawab, tentu, ya Rasulullah. Kemudian Rasul menjawab: “Bacalah allâhumma lakal hamdu wailaikal musytaka, wa antal musta’ân, wa lâ haula wa lâ quwwata illâ billâhil ‘aliyyil adzîmi. (ya Allah, hanya milik-Mu segala puji, hanya kepada-Mu Dzat yang dimintai pertolongan. Tidak ada kekuatan untuk menjalankan sebuah ketaatan dan menghindari kemaksiatan kecuali pertolongan Allah yang maha Agung).” (HR. A’masy dari Syaqiq dari Abdullah bin Mas’ud.)
-
Bacaan doa agar selamat dari gangguan orang jahat
Seperti dilansir dari laman jatim.nu.or.id, berdasarkan sabda Rasulullah SAW pada hadis riwayat, maka bacaan doa untuk memohon perlindungan agar selamat dari gangguan orang yang jahat pada kita adalah sebagai berikut:
اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ وَإِلَيْكَ الْمُشْتَكَى، وَأَنْتَ الْمُسْتَعَانُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ
Allâhumma lakal hamdu wailaikal musytaka, wa antal musta’ân, wa lâ haula wa lâ quwwata illâ billâhil ‘aliyyil adzîmi.
Artinya, “Ya Allah, hanya milik-Mu segala puji, hanya kepada-Mu Dzat yang dimintai pertolongan. Tidak ada kekuatan untuk menjalankan sebuah ketaatan dan menghindari kemaksiatan kecuali pertolongan Allah yang maha Agung”.
-
Jangan doakan keburukan pada orang yang jahat pada kita
Dilansir dari laman islam.nu.or.id, Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad dalam kitabnya yang berjudul Risâlatul Mu‘âwanah wal Mudzâharah wal Muwâzarah, menjelaskan larangan mendoakan keburukan, baik untuk diri sendiri, orang lain atau sesuatu apapun.
واحذر – أن تدعو على نفسك أو على ولدك أو على مالك أو على احد من المسلمين وإن ظلمك, فإن من دعا على من ظلمه فقد انتصر. وفي الخبر “لا تدعوا على انفسكم ولا على أولادكم ولا على اموالكم لاتوافقوا من الله ساعة إجابة”.
Artinya: “Jangan sekali-kali mendoakan datangnya bencana atau mengutuk diri sendiri, keluargamu, hartamu ataupun seseorang dari kaum Muslimin walaupun ia bertindak zalim terhadapmu, sebab siapa saja mengucapkan doa kutukan atas orang yang menzaliminya, berarti ia telah membalasnya.
Rasulullah SAW telah bersabda: ‘Jangan mendoakan bencana atas dirimu sendiri, anak-anakmu ataupun harta hartamu. Jangan-jangan hal itu bertepatan dengan saat pengabulan doa oleh Allah SWT’.”
-
Hukum mendoakan keburukan bagi orang lain
Ulama Imam Al-Ghazali dalam salah satu karyanya yaitu Kitab Ihya Ulumiddin menjelaskan bahwa mendoakan atau mengharapkan keburukan bagi orang lain adalah perbuatan tercela dalam syariat Islam, yakni sebagai berikut:
ويقرب من اللعن الدعاء على الإنسان بالشر حتى الدعاء على الظالم كقول الإنسان مثلا لَا صَحَّحَ اللَّهُ جِسْمَهُ وَلَا سَلَّمَهُ اللَّهُ وما يجري مجراه فإن ذلك مذموم وفي الخبر إن المظلوم ليدعو على الظالم حتى يكافئه ثم يبقى للظالم عنده فضلة يوم القيامة
Artinya, “Dekat dengan laknat adalah mendoakan keburukan untuk orang, termasuk mendoakan orang yang berbuat zalim, seperti doa seseorang, ‘Semoga Allah tidak menyehatkan badannya,’ ‘Semoga Allah tidak memberikan keselamatan untuknya,’ atau doa keburukan sejenisnya karena semua itu adalah perbuatan tercela. Dalam hadis disebutkan, ‘Sungguh, orang yang teraniaya mendoakan keburukan untuk orang yang menganiaya sampai lunas terbayar, tetapi yang tersisa kemudian adalah kelebihan hak orang yang berbuat aniaya atas orang yang teraniaya pada hari kiamat,’”.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa doa keburukan bagi orang lain dikhawatirkan dapat melewati batas, sehingga orang yang awalnya terzalimi berubah status menjadi orang yang zalim akibat mendoakan keburukan yang berlebihan. (*)
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Atik Zuliati
Redaksi Mitrapost.com