Pati, Mitrapost.com – Vaksinasi lansia masih minim di Kabupaten Pati. Hingga Senin (8/11/2021) pagi, vaksinasi bagi orang tua atau yang berumur 60 tahun ke atas baru mencapai 33,96 persen atau 47 ribu dari 140 ribu lansia di Pati.
Hal ini membuat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di kabupaten yang berjuluk Bumi Mina Tani ini masih bertahan di level 3 atau belum beranjak dari PPKM Level 3.
Padahal vaksinasi secara keseluruhan di Pati sudah mencapai 50 persen atau di atas angka 500 ribu dari terget 1 juta warga. Oleh sebab itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati terus berusaha menggenjot vaksinasi lansia agar bisa turun level.
“Jadi sepertinya untuk Kabupaten Pati turun level 2 belum bisa. Soalnya, vaksinasi Lansia belum target. Vaksinasi komulatif 50,93% dan vaksinasi lansia: 33,96%,” papar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, Aviani Tritanti Venusia kepada Mitrapost.com, Senin (8/11/2021) pagi.
PPKM level 2 sendiri, minimal capaian vaksinasi masyarakat umum sebesar 50 persen dari jumlah penduduk yang diperkenankan mengikuti vaksinasi.
Selain itu, daerah yang ingin masuk PPKM Level 2 juga diwajibkan sudah melakukan vaksinasi lansia minimal 40 persen dari sasaran yang ada.
Ia pun berharap kepada masyarakat, khususnya lansia, untuk mau mengikuti vaksinasi di Puskesmas terdekat atau ketika ada vaksinasi massal. Pihaknnya siap melayani bila vaksin tersedia.
“Harapan kami yang belum pernah vaksinasi ya segera vaksinasi. Jika keluarga ada yang lansia supaya diantar untuk vaksinasi,” tutur Aviani.
Sementara itu, Bupati Pati Haryanto menyebut, meskipun pihaknya optimis capaian vaksinasi dapat melampaui 50 persen dalam waktu yang cukup singkat. Namun, bukan berarti status PPKM di Pati menjadi level 2.
Haryanto menegaskan, untuk berstatus PPKM level 2, tetap mengikuti keputusan dari Instruksi Mendagri (Inmendagri). Serta berdasarkan indikator-indikator tertentu.
“Kalau turun level itu kan yang menentukan Inmendagri ya, kalau saya tak bikin turun level sendiri kan tidak bisa. Hasil dan indikatornya kan dari pemerintah pusat”, tegasnya.
Adapun saat ini, pemerintah daerah memiliki 223 ribu stok vaksin jenis Pfizer yang nantinya digunakan untuk anak sekolah sampai dengan orang dewasa.
“Namun, jumlah alat suntiknya masih sangat terbatas, diberikan ke kita sedikit – sedikit. Kemarin baru 20 ribu dan nantinya akan bertambah secara bertahap,” pungkasnya. (*)
Wartawan