Ditambahkan, pemprov terus berupaya agar ekspor tetap berjalan. Pihaknya akan mendorong agar daun talas tetap ditanam, sehingga hasilnya bisa diekspor. Seperti halnya komoditas potensial lainnya yaitu porang, kacang tanah, dan sebagainya.
Namun yang terpenting, lanjutnya, komoditas tersebut mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dulu. Baru setelahnya, untuk kebutuhan ekspor.
Pihaknya juga tengah menggencarkan program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks). Meski demikian, mengingat masa pandemi yang belum selesai, ditambah ancaman varian virus lain, pihaknya mengingatkan agar tetap menjaga protokol kesehatan.
“Prokes, fumigasi, kesehatan harus baik. Pelaksanaan di lapangan, pelaksanaan di eksportir, kita tetap prokes,” tegasnya.
Petani daun talas dari Desa Pucung, Kabupaten Semarang Afrida Al Fatah mengatakan, pihaknya telah mengembangkan daun talas sejak dua tahun lalu.
“Alhamdulillah, sudah berkembang. Saya punya inisiatif sejak dua tahun lalu mengembangkan (daun talas),” kata Afrida. (*)