Mitrapost.com – Allah SWT menegur Rasulullah SAW melalui Surat Abasa ayat 1-10, dalam surat ini membuktikan manusia adalah makhluk yang dimuliakan Allah SWT meskipun mendapat teguran.
Hal tersebut dibenarkan oleh Quraish Shihab, ia mengungkap Allah SWT menegur Rasulullah SAW agar akhlaknya terjaga.
Surat Abasa ayat 1-10 ini mengisahkan Rasulullah SAW yang dianggap lalai pada sahabatnya yang difabel yang Bernama Ibnu Ummi Maktum.
Berikut adalah Surat Abasa ayat 1-10;
عَبَسَ وَتَوَلَّىٰ
Bacaan latin: ‘abasa wa tawallā
1. Artinya: Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling,
أَنْ جَاءَهُ الْأَعْمَىٰ
Bacaan latin: an jā`ahul-a’mā
2. Artinya: karena seorang buta telah datang kepadanya (Abdullah bin Ummi Maktum).
وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّىٰ
Bacaan latin: wa mā yudrīka la’allahụ yazzakkā
3. Artinya: Dan tahukah engkau (Muhammad) barangkali dia ingin menyucikan dirinya (dari dosa),
أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرَىٰ
Bacaan latin: au yażżakkaru fa tanfa’ahuż-żikrā
4. Artinya: atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, yang memberi manfaat kepadanya?
أَمَّا مَنِ اسْتَغْنَىٰ
Bacaan latin: ammā manistagnā
5. Artinya: Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup (pembesar-pembesar Quraisy),
فَأَنْتَ لَهُ تَصَدَّىٰ
Bacaan latin: fa anta lahụ taṣaddā
6. Artinya: maka engkau (Muhammad) memberi perhatian kepadanya,
وَمَا عَلَيْكَ أَلَّا يَزَّكَّىٰ
Bacaan latin: wa mā ‘alaika allā yazzakkā
7. Artinya: padahal tidak ada (cela) atasmu kalau dia tidak menyucikan diri (beriman).
وَأَمَّا مَنْ جَاءَكَ يَسْعَىٰ
Bacaan latin: wa ammā man jā`aka yas’ā
8. Artinya: Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran),
وَهُوَ يَخْشَىٰ
Bacaan latin: wa huwa yakhsyā
9. Artinya: sedang dia takut (kepada Allah),
فَأَنْتَ عَنْهُ تَلَهَّىٰ
Bacaan latin: fa anta ‘an-hu talahhā
10. Artinya: engkau (Muhammad) malah mengabaikannya.
Surat Abasa diturunkan untuk menegur Nabi Muhammad SAW, Hal tersebut diceritakan oleh istri Rasulullah SAW, Aisyah RA. “Ayat ini diturunkan berkenaan dengan Ibnu Ummi Maktum, seorang sahabat yang buta matanya. Suatu hari, Ibnu Ummi Maktum datang kepada Rasulullah seraya berkata:
‘Wahai Rasulullah, berilah saya nasihat,’
Bertepatan dengan itu, Rasulullah tengah berbincang dengan seorang pembesar kaum musyrik dengan menjelaskan Islam dan berharap mereka dapat menjadi Islam.
Rasulullah lantas mengabaikan permintaan sahabat tersebut. Sebaliknya, Beliau melanjutkan perbincangannya dengan pembesar musyrik atau Quraisy itu dan berkata:
‘Apakah ada yang salah dari seruan saya?’
Orang itu menjawab, ‘Tidak.’ Lalu, tak lama berselang, turunlah ayat 1 dan 2 dari surah Abasa.” (HR Imam Tarmidzi dan al-Hakim).
Dalam tafsir Quraisy Shihab, Surat Abasa ayat 1 dan 2 ini menceritakan bahwa Rasulullah tidak mau melayani seorang difabel yaitu tuna netra. Difabel tersebut mendatangi Rasulullah untuk belajar Al Quran saat Rasulullah sedang berbicara dengan kaum musrik.
Saat dimintai bantuan tersebut, Rasulullah berpaling dan bermuka masam karena mengganggu konsentrasi.
Pembicaraan dilakukan Rasulullah bertujuan agar mereka dapat masuk Islam sehingga kaum Muslim tidak disiksa lagi.
Mungkin hal tersebut baik dilakukan untuk manusia biasa, namun Nabi Muhammad SAW merupakan manusia pilihan. Tentu, sikap demikian dinilai kurang tepat.
Atas kejadian tersebut, Allah menurunkan Surat Abasa untuk menegur Rasulullah SAW. (*)
Redaksi Mitrapost.com






