Tandingi NATO, Berikut Negara yang Ikut Aliansi CSTO

Mitrapost.com – Konflik politik antar negara sedang memanas usai ketegangan antara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dengan Rusia. Situasi itu lantaran Vladimir Putin merasa negaranya terancam usai Ukraina menyatakan diri ingin bergabung dengan NATO.

Keinginan itu secara otomatis menyebabkan Rusia memperkuat pertahanannya, bahkan tak hanya memperkuat pertahanan tetapi melakukan operasi militer di perbatasan Rusia-Ukraina.

Tak cukup sampai di situ, militer Rusia kini melakukan invasi ke beberapa wilayah Ukraina. Hal tersebut membuat negara Ukraina porak-poranda akibat sergapan Rusia dari berbagai sudut.

Negara NATO merasa geram dengan ulah Putin. Mereka kompak menebar ancaman terhadap Rusia. Namun bukannya takut, justru Rusia menggalang kekuatan bersama negara-negara sekutunya di Eropa Timur bahkan di Asia, seperti China dan Korea Utara.

Lantas mengapa Rusia berani menentang NATO? Siapa saja negara yang ada di belakang Rusia sehingga membuatnya tak gentar menghadapi negara-negar kuat yang tergabung NATO.

Perlu diketahui, Rusia memiliki aliansi militer, yaitu Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO). Aliansi militer ini menaungi Rusia dan beberapa sekutunya untuk menyaingi NATO di Eropa.

Aliansi tersebut merupakan kelanjutan dari Perjanjian Keamanan Kolektif, yang ditandatangani di Tashkent (Uzbekistan) pada 15 Mei 1992. Tujuannya mirip dengan NATO, melindungi negara anggota satu kawasan yang mendapat agresi dari negara lain.

Ada pula yang menganggap pembentukan CSTO itu untuk menyaingi NATO setelah Pakta Warsawa bentukan Uni Soviet bubar.

Inilah negara-negara yang tergabung CSTO:

1. Armenia

Negara Armenia adalah republik kesatuan multipartai. Otoritas legislatifnya dipegang oleh Majelis Nasional yang beranggotakan 105 orang. Anggota badan tersebut dipilih untuk masa jabatan lima tahun.

Badan ini berwenang untuk menyetujui anggaran, meratifikasi perjanjian, dan menyatakan perang.

Pada tahun 1936, Armenia pernah menjadi bagian dari kesatuan Uni Soviet. Kemudian, Armenia mendeklarasikan kemerdekaan mereka pada 23 September 1991.

2. Kazakhstan

Negara dengan wilayah terbesar di Asia Tengah ini juga sempat menjadi bagian dari Uni Soviet dan memerdekakan diri pada 16 Desember 1991.

Kazakhstan merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya mineral.

3. Kirgistan

Kirgistan merupakan salah satu negara bekas Uni Soviet. Kirgistan mendeklarasikan kemerdekaan mereka pada 31 Agustus 1991.

Sebanyak sepertiga populasi Kirgistas merupakan warga Muslim Turki. Penduduk Kirgistan juga masih tergolong muda. Lebih dari separuh populasi negara itu berada di bawah 30 tahun, sementara hampir sepertiga populasi berumur di bawah 15 tahun.

Sebagian besar wilayah negara ini merupakan dataran tinggi atau pegunungan.

4. Tajikistan

Tajikistan juga menjadi salah satu negara yang sempat menjadi bagian Uni Soviet dan merdeka di 1991. Sebanyak sembilan dari sepuluh populasinya berada di pegunungan.

Setelah merdeka dari Uni Soviet, Tajikistan harus berhadapan dengan perang saudara. Perang itu menewaskan puluhan ribu orang dan membuat lebih dari setengah juta warga Tajikistan mengungsi.

5. Uzbekistan

Uzbekistan juga merupakan salah satu negara bekas Uni Soviet. Uzbekistan memerdekakan diri pada 31 Agustus 1991. Hampir empat per lima wilayah negara itu merupakan wilayah kering yang tampak seperti gurun.

Negara ini pernah mengalami berbagai masalah, mulai dari perebutan kekuasaan dari militan Islam, hingga skandal kerja paksa yang menuai kritik internasional.

6. Azerbaijan

Azerbaijan merupakan negara independen sejak 1918 hingga 1920, tetapi sempat diambil alih oleh Uni Soviet. Pada 30 Agustus 1991, negara itu menyatakan kemerdekaan mereka dari Soviet.

7. Belarus

Belarus sempat menjadi bagian dari Uni Soviet. Namun, negara ini memerdekakan diri pada 25 Agustus 1991. Belarus merupakan negara yang terlihat memiliki hubungan militer kuat dengan Rusia, dilihat dari latihan militer antara kedua negara yang dilakukan beberapa waktu lalu.

Walaupun Rusia dan Belarus tidak menyebutkan berapa banyak tentara yang mengikuti latihan ini, Amerika Serikat memperkirakan ada sekitar 30 ribu pasukan dikerahkan ke negara itu dari beberapa lokasi, salah satunya Timur Jauh Rusia.

8. Georgia

Georgia menjadi negara independen di 1918 hingga 1921. Namun, Georgia kemudian menjadi bagian dari Uni Soviet. Georgia menyatakan kemerdekaan pada 9 April 1991.

Sebelum tergabung dalam CSTO, Georgia sempat berkonflik dengan Rusia. Konflik antara dua negara ini dimulai di awal 1990-an, saat Georgia berhadapan dengan perang sipil.

Dalam konflik sipil ini, provinsi Ossetia Selatan dan provinsi Abkhazia berlomba mendeklarasikan kemerdekaannya. Rusia kemudian memutuskan menyerbu wilayah Georgia, memanfaatkan konflik sipil yang terjadi. (*)

 

 

Artikel ini telah tayang di cnnindonesia.com dengan judul “8 Negara Sekutu Rusia yang Tergabung dalam CSTO Saingi NATO.”

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati