Pati, Mitrapost. com – Bencana banjir yang melanda Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati, Jawa Tengah tak kunjung surut. Akibatnya mengganggu aktivitas warga di area Pantura Batangan-Juwana.
Tak seperti banjir di Kecamatan Jakenan, yang terpantau sudah surut sejak Kamis lalu, volume air di Kecamatan Batangan cenderung susah stabil.
Mardinus Budi Prasetya, kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati mengatakan, hal ini disebabkan karena beberapa faktor. Diantaranya adalah adanya tanggul jebol di Batangan yang belum bisa teratasi.
Hal ini diperparah dengan hujan tambahan yang datang dari Jaken tadi malam, sehingga menyebabkan air sungai masih meluap.
“Relatif sama mas karena dari penyebabnya belum tertangani. Ditambah hujan dari wilayah Jaken juga masih turun tadi malam, ” Kata Martinus saat diwawancara Mitrapost.com, Jumat (11/3/2022).
Dijelaskan bahwa, banjir dadakan yang melanda Kecamatan Batangan sejak Rabu kemarin, mendampak paling parah di tiga desa, diantaranya Ketitang Wetan, Mujil, dan Bulumulyo.
Hingga hari Jumat, dua desa, Ketileng dan Bulumumyo masih terdampak parah, sementara sisanya berangsur surut.
“Yang masih tinggi airnya di desa Ketitang Wetan. Masih masuk ke pemukiman. Sedangkan di desa Bulumulyo masih menggenang di area persawahan,” Jelasnya.
“Rumah yang tergenang di Ketitang Wetan ada sekitar 500 sampai 600 rumah. Area sawah yg tergenang di Bulumulya dan Ketitang Wetan masih puluhan hektar,” Imbuhnya.
Guna meminimalisir dampak banjir, Martinus mengaku pihaknya telah mengalokasikan sebanyak 500 lembar sand bag untuk membendung tanggul jebol yang mengelilingi Desa Sukoagung, Bulumulyo, dan Ngening.
Selain itu, bantuan logistik untuk warga terdampak banjir juga berangsur-angsur datang. Disalurkan dari pihak pemerintah daerah, relawan, maupun simpatisan swasta. (*)
Wartawan Area Kabupaten Pati