Pati, Mitrapost.com – Sepanjang tahun 2021 temuan pasien penderita Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Pati telah mencapai angka 1258 kasus. Hal tersebut menjadikan Kabupaten Pati menduduki peringkat pertama sebagai kabupaten dengan kasus TBC terbanyak se-Karesidenan Pati.
Hal demikian diungkapkan langsung oleh Koordinator Lembaga Mentari Sehat Indonesia (MSI) Kabupaten Pati, Yasir Al Imron kepada tim Mitrapost.com saat dihubungi melalui sambungan telepon pada Jumat, (25/3/2022).
“Secara kasus keseluruhan, baik temuan dari puskesmas, rumah sakit dan komunitas itu pada tahun 2021 sebanyak 1258 penderita, ya kira-kira sekian pokoknya dibawah 1300. Dan ini tertinggi dibandingkan kabupaten sebelah-sebelah kita,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa semua pasien tersebut sudah mendapatkan pengobatan. Meskipun ada beberapa pasien yang tidak tuntas atau pun meninggal tapi trend kesembuhan cukup membaik.
“Kesemuanya diobati ya, karena pengobatan TBC itukan lama. Jadi ada yang bifold, ada yang tuntas dan ada juga yang meninggal. Tapi yang sembuh baik kalau persentase kira-kira 70 persen sampai 80 persen,” tambah Yasir.
Yasir menyebutkan dengan kondisi yang demikian maka pihaknya sudah melakukan pendampingan pengobatan kepada pasien.
Pada momentum peringatan hari TBC Sedunia, MSI bersama dengan layanan puskesmas, rumah sakit, dinas dan komunitas juga telah mengadak Gerebek TBC yang dilaksanakan di seluruh kecamatan.
Agenda Gerebek TBC tersebut dilakukan untuk melakukan skrining kepada individu yang kontak dengan pasien.
“Kami bersama komunitas dan stakeholder tetap lakukan pendampingan itu pasti. Pada peringatan hari TBC, kita membuat momentum untuk lakukan Grebek TBC di seluruh wilayah Kecamatan untuk melakukan skrining dahak kepada orang-orang disekitar pasien, baik orang yang tinggal serumah dan tetangganya wajib untuk diskrining” paparnya.
Berdasarkan kondisi yang demikian, Ia berharap masyarakat untuk tetap waspada. Karena menurutnya deteksi dini merupakan hal yang penting dalam pencegahan.
Selain itu masyarakat juga terbuka jika dimintai skrining dahak yang dilakukan oleh petugas. Mengingat penularan TBC merupakan suatu hal yang cepat.
“Penularan penyakitnya kan ya mudah banget dan cepet. Hanya dengan ngobrol saja dan tanpa menggunakan masker si lawan bicaranya bisa tertular. Karena hanya melalui droplet,” ungkapnya. (*)