Harga Bawang Anjlok, Paguyuban Petani Bawang Pati Rekomendasikan 10 Hal

Pati, Mitrapost.com – Paguyuban petani bawang merah mendatangi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) untuk mencari solusi terkait anjloknya harga bawang merah dalam beberapa waktu terakhir.

Sunardi, salah seorang perwakilan petani bawang menyebutkan, penyebab anjloknya harga bawang merah tahun ini adalah karena melimpahnya stok bawang merah di Pati

Kondisi tersebut membuat para petani kesulitan menjual komoditas bawangnya pasca panen.

Diketahui selain paguyuban petani bawang, acara ini juga turut dihadiri oleh  pihak dari Dinas Pertanian (Dispertan) Pati dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Pati.

Kepada Majelis, Sunardi mengungkapkan 10 rekomendasi dari petani bawang untuk ditindaklanjuti oleh pemerintah eksekutif dan legislatif kabupaten.

“Kami dari paguyuban petani bawang merah Kabupaten Pati mempunyai rekomendasi kepada dinas dan anggota dewan, mohon untuk ditindaklanjuti,” ujarnya saat audiensi di Gedung DPRD Kabupaten Pati, Kamis (31/3/22).

Baca Juga :   Kemarau Basah Dinilai Untungkan Petani Jagung di Lahan Persawahan

Adapun rekomendasi tersebut ialah, pertama, meminta pemerintah menetapkan harga acuan di petani dan konsumen.

” Kalau berdasarkan Permendag sebenarnya sudah ada harga acuan harga  kering, basah an lainnya. namun sering diingkari mohon ditegakan,” terang dia.

Kedua mendorong BULOG dan BUMN di bidang pangan untuk  mengadakan penyerapan bahan pokok. Dan ketiga petani minta di Pati ada sistem resi gudang tentunya dilengkapi dengan teknologi yang mumpuni.

Selanjutnya rekomendasi keempat, meminta pemerintah meningkatkan ekspor bawang merah

“Di Televisi ada ekspor ribuan ton tapi kami belum pernah merasakan,” katanya.

Kelima, memperbanyak pembangunan gudang konvensional dan full storage untuk menyimpan bawang merah saat over produksi, dilengkapi pengering.

Baca Juga :   Bantuan Benih untuk Petani, DPRD: langkah Tepat

“Keenam Peningkatan program pasca panen untuk menyerap produksi bawang merah Pati. Tapi teknologi pasca ini mahal harganya. ketujuh mendorong industrialisasi bawang merah berbasis petani,” imbuhnya.

Kedelapan, pemerintah diminta mengatur regulasi penyebaran bawang merah basah dan kering di pasar induk. Kesembilan menolak impor bawang merah luar negeri.

Dan terakhir kesepuluh memohon kepada DPRD dan Pemkab untuk mengimbau atau rekomendasi perusahaan besar seperti di Pati untuk menyerap hasil bawang merah dari petani.

Menanggapi permohonan tersebut, Anggota Komisi B DPRD Pati l, Dhimas Tole Dhanutirto mengatakan bahwa DPRD Pati siap mendukung dan mengawal usulan dari petani bawang agar segera ditindaklanjuti oleh pemerintah eksekutif.

“Untuk meningkatkan kualitas bisa dibantu dinas pertanian. Nanti juga dibantu dinas perdagangan. Pada prinsipnya kami komisi B mendukung dan akan mengawal pendapat dan usulan dari petani,” Dhimas menanggapi. (Adv)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati