Pesona Desa Menari di Jawa Tengah

Semarang, Mitrapost.com – Desa Penari kini tengah viral di kalangan masyarakat, setelah ceritanya diangkat dalam sebuah film berjudul “KKN di Desa Penari”.

Berbeda dengan lokasi yang ada dalam film tersebut, Jawa Tengah juga memiliki desa dengan nama yang mirip, yaitu desa Menari.

Desa Menari di Jawa Tengah terletak di Dusun Tanon, Desa Ngrawan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, di lereng Gunung Telomoyo.

Desa ini juga memiliki pesona yang tak kalah indah, sejuk, dan asri.

Ketika dikunjungi pada Rabu (18/5/2022), terdengar alunan suara gamelan dari bangunan pendapa desa Menari.

Sejumlah anak memainkan alat gamelan yang tertata rapi, dengan latar belakang dinding bertuliskan ‘Desa Menari’.

Terdapat tiga anak lainnya yang tengah sibuk menari dengan diiringi alunan gamelan.

Pengelola Desa Menari, Tresno, mengatakan, desanya tidak terkena dampak akibat ramainya film KKN di Desa Penari belakangan ini. Berbeda dengan saat viral kisah KKN di Desa Menari di media sosial pada 2019 lalu.

Baca Juga :   Pagar Seng Pasar Johar Dibongkar, Diharapkan Mudahkan Aktivitas Jual Beli

“Sampai saat ini belum (belum ada dampak) ya. Tapi waktu dulu awal-awal viral KKN di Desa Penari di media sosial, kita merasakan dampaknya juga. Banyak orang yang searching. Artinya kunjungan kita meningkat,” ungkap Kang Tresno, sapaan akrabnya.

Dijelaskan, pada 2019, di Twitter sempat ramai cuitan yang menceritakan KKN di Desa Penari. Kang Treso menuturkan, saat itu kunjungan desanya ramai sebagai dampak viralnya cuitan tersebut.

Kunjungan ketika itu mulai menurun begitu pandemi Covid-19 melanda. Sehingga, aktivitas wisata pun berhenti selama dua tahun.

Berbeda dengan kisah yang berada di film KKN di Desa Penari, tak ada mitos-mitos tertentu yang menyelimuti desa Penari di Jateng ini. Hanya saja, terdapat larangan untuk tidak buang hajat di sendang, lantaran airnya dikonsumsi.

“Kalau ada pantangan tidak boleh A, tidak boleh B, C, D. kalau saya memandangnya itulah konsep pelestarian orang orang zaman dahulu. Pantangan itu sebenarnya untuk pelestarian alam,” sambungnya.

Baca Juga :   Lapas Kelas I Semarang Buka Program Rehabilitasi Sosial

Kang Tresno menjelaskan, kata Desa Menari secara sempit memang diambil dari kata tari. Sebab, kegiatan tari merupakan aktivitas yang telah dilakoni warga desa secara turun-temurun.

“Secara sempit (kata Menari) secara turun temurun di Desa Tanon ini adalah pelestari tari rakyat. Secara lebih luas, kata ‘Menari’ adalah akronim dari menebar harmoni, merajut inspirasi, menuai memori,” jelasnya.

Desa Menari memiliki konsep laboratorium sosial dalam pengembangan wisatanya. Yakni, bergerak di ranah konservasi, yaitu konservasi masyarakat, dolanan tradisional dan kesenian lokal.

Konsep laboratorium sosial itu kemudian dikemas, menjadi aktivitas wisata, dengan beberapa paket wisata. Misalnya, paket outbond desa, paket sinau urip desa, paket wisata jeda hidup, dan lainnya.

Paket wisata itu, beber Kang Tresno, berdasarkan pada aktivitas masyarakat desa. Seperti kegiatan belajar merumput, belajar memberi makan sapi, memeras susu sapi, hingga mengolah susu sapi. Ada pula mengolah lahan pertanian sampai panen, dolanan tradisional serta kesenian yang ada.

Baca Juga :   Gus Mus-Ganjar Minta Kiai Bikin Forum Tangani Covid-19 di Ponpes

“Kita kemas menjadi paket paduan wisata pembelajaran di Desa Wisata Menari ini,” imbuhnya.

Sekilas tentang Desa Menari, Kang Tresno menuturkan, desa wisata itu telah terbentuk pada 2009, dengan nama Desa Wisata Tanon. Kemudian, konsep penamaan berubah memjadi Desa Menari muncul pada 2012.

Dikatakan, desanya tidak menerima tamu setiap hari. Wisatawan harus memesan dulu, kemudian menentukan paket wisata yang diinginkan. Setelah itu, mereka memilih waktu berwisata. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati