Mitrapost.com – Inflasi di Jepang naik ke level 2,1 persen secara tahunan per April 2022. Catatan ini merupakan yang tertinggi sejak tujuh tahun terakhir.
Dilansir dari CNN Indonesia, AFP melaporkan bahwa tingkat inflasi tersebut merupakan tiga kali lipat dari yang terjadi bulan sebelumnya, yang hanya berkisar 0,8 persen. Pada bulan Maret lalu, inflasi juga telah meningkat tinggi dalam dua tahun terakhir pada masa Covid-19 yang disebabkan oleh adanya kenaikan harga minyak dunia.
Kenaikan inflasi ini meleset dari target bank sentral Jepang, Bank of Japan yang memperkirakan inflasi akan terjadi sebesar 2 persen di tahun ini. Para pelaku pasar juga memperkirakan hal sama, namun hal tersebut juga melesat dari perkiraan.
Inflasi Jepang yang tinggi ini terjadi karena sejumlah toko di pasar internasional yang menjual bahan-bahan impor menaikkan harga jual produk atau komoditasnya.
Selain itu, konflik yang terjadi antara Rusia-Ukraina yang pecah pada Februari lalu juga memperkeruh keadaan.
Level inflasi Jepang ini juga terjadi di tengah merosotnya nilai tukar mata uang yen terhadap dolar AS. Mata uang yen kini menyentuh level terendah dalam 20 tahun terakhir, meskipun Bank of Japan telah melakukan berbagai upaya seperti melonggarkan kebijakan moneter di Jepang.
Bank of Japan memprediksi kenaikan harga mungkin tidak akan berlangsung lama. Namun meski begitu, Bank of Japan tidak yakin akan dapat mencapai target inflasi mereka pada tahun ini.
Sebetulnya, hal serupa tidak hanya terjadi di Jepang. Negara-negara lain seperti Inggris juga mengalami hal yang sama. Inggris sendiri mencapai inflasi 9 persen, dan merupakan rekor tertinggi dalam 40 tahun terakhir di Inggris.
Hal ini pun membuat Inggris diprediksi akan menjadi negara dengan inflasi tertinggi di kawasan Eropa dan dalam negara G7. Inflasi tersebut terjadi karena adanya kenaikan harga energi sejak perang Rusia-Ukraina terjadi. (*)
Redaksi Mitrapost.com