Jakarta, Mitrapost.com – Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN) membentuk koalisi bersama dengan nama Koalisi Indonesia Bersatu untuk ancang-ancang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Namun, siapa tokoh yang akan diusung belum ada kepastian yang jelas. Koalisi tersebut masih terbuka dengan segala opsi yang ada karena hingga detik ini belum menentukan calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres).
Jika berbicara soal Pilpres 2024, sejauh ini ada tiga tokoh yang tak bisa dilepaskan dari tiga partai politik tersebut.
Ridwan Kamil
Partai Amanat Nasional (PAN) sudah terang-terangan ingin Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil diusung sebagai capres. Hal itu disampaikan Ketua DPP PAN yang juga wali kota Bogor, Bima Arya.
Ia mengatakan bahwa PAN bakal berupaya agar dua rekan koalisi, yakni Golkar dan PPP mengusung Ridwan Kamil sebagai capres. Sejauh ini, Ridwan Kamil sudah masuk bursa.
“Koalisi bertiga iya. Ya koalisi bertiga itu Kang Emil masuk bursa,” jelas Bima pada 19 Mei lalu.
Sebelumnya, Ridwan Kamil pun sudah bertemu dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto pada 15 Mei lalu. Akan tetapi, mereka belum mau bicara secara spesifik ihwal pencalonan di Pilpres 2024.
Anies Baswedan
PPP santer dikabarkan ingin mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai capres di 2024. Tak lepas dari sikap sejumlah kader yang memasang baliho dengan memasang wajah Anies Baswedan.
Padahal, pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 lalu, PPP tidak mengusung Anies melainkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
DPP PPP menjelaskan bahwa baliho yang memuat foto Anies Baswedan bukan arahan partai. Semuanya adalah inisiatif kader. DPP PPP pun tidak melarangnya.
“Itu semua aspirasi lokal dari struktur PPP saja. DPP tidak pernah mengintsruksikan maupun melarang struktur PPP untuk pasang baliho dengan menyertakan gambar tokoh, pejabat atau alim ulama,” kata Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani.
Airlangga Hartarto
Golkar ingin mengusung ketua umumnya sebagai capres, yakni Airlangga Hartarto. Hal itu didasari hasil musyawarah nasional pada 2019 lalu.
“Kalau Golkar sendiri ya kita masih konsisten hasil Munas Partai golkar di mana Pak Airlangga sebagai capres. Tapi tentu kita juga harus mendengarkan pandangan-pandangan parpol lain,” kata Ketua DPP Golkar, Ace Hasan Syadzily pada 18 Mei lalu.
Meski elektabilitas Airlangga tergolong rendah dalam hasil sejumlah survei, Golkar tetap bersikukuh. Terlebih, dalam Koalisi Indonesia Bersatu, Golkar memiliki kursi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) paling banyak sebagai syarat untuk mengusung capres-cawapres.
Golkar memiliki 85 kursi DPR, sementara PAN 44 dan PPP 19. Jika digabungkan mereka total memiliki 148 kursi DPR. Sudah melebihi syarat untuk mengusung capres, yakni 23,67 persen atau 115 kursi di parlemen. (*)
Artikel ini telah tayang di cnnindonesia.com dengan judul “Capres Koalisi Indonesia Bersatu: Anies, RK atau Airlangga.”
Redaksi Mitrapost.com






