Pasalnya, selama 3 tahun dilanda Covid-19 masyarakat takut untuk mendonorkan darahnya yang memunculkan stigma. Padahal masih sangat dibutuhkan para relawan yang berkenan mendonorkan darahnya untuk menjaga stok darah yang ada.
” Dengan adanya pandemi Covid-19 ini masyarakat takut untuk mendonorkan darahnya sehingga memunculkan stigma, nah stigma itu yang harus kami kikis dengan memulai aksi donor darah secara reguler, ” jelas Arry.
Lebih jauh, Arry juga menjelaskan, bahwa untuk melakukan transfusi donor darah juga melalui screening yang sangat ketat, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir untuk mendonorkan darahnya.
” Screening yang kami lakukan sangat ketat sebelum mendonorkan darah sehingga masyarakat tidak perlu khawatir, dengan dilakukan screening yang sangat ketat, pendonor akan tahu bahwa dirinya sakit atau tidak, ” pungkasnya. (*)