Semarang, Mitrapost.com – Kampung Tematik merupakan salah satu inovasi Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang untuk mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan dasar. Program ini diutamakan dalam peningkatan kualitas lingkungan rumah warga miskin dan prasarana dasar permukiman.
Kampung Tematik yang berada di RW 9 Kelurahan Pedurungan Tengah Kecamatan Pedurungan Kota Semarang merupakan ciri khas yang dijadikan patokan dalam meningkatkan perekonomian di wilayah tersebut. Namun, beberapa usaha tidak ingin memperluas jaringan pemasaran dikarenakan sudah merasa cukup. Lantas bagaimana agar usaha yang dimiliki RT 6/RW 9 ini dapat dikenal luas?
Menjawab adanya keresahan tersebut, penulis yang merupakan mahasiswa Universitas Diponegoro (UNDIP) Program Studi D4 Informasi dan Hubungan Masyarakat Fakultas Sekolah Vokasi, Attavania yang menjadi bagian dari Tim II Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNDIP periode 2021/2022 melaksanakan salah satu program kerja monodisiplin yakni sosialisasi dan pelatihan.
Program yang terselenggara dengan judul “Pelatihan Fotografi Produk dan Pembuatan Poster dalam Meningkatkan Perekonomian” mengajak bersama ibu-ibu PKK berkolaborasi menyukseskan program tersebut pada Minggu (24/7/2022) pukul 16.30 WIB.
Alasan kegiatan tersebut digelar lantaran masih banyak masyarakat yang belum menguasai dasar fotografi produk dan bagaimana kriteria agar produk yang dipasarkan dapat menarik perhatian konsumen.
Pada kesempatan tersebut, seorang ibu anggota PKK setempat bercertia mengenai keresahannya ketika memesan produk secara online. Ia mengaku kecewa lantaran barang yang ia terima saat itu tidak sesuai dengan barang yang dipesan pada gambar pesanan.
“Saya membeli produk di online shop, saat barang itu sampai di rumah warnanya berbeda dengan yang di foto, itu bagaimana? Karena saya sudah terlanjur kecewa,” ujarnya sambil kesal.
Menjawab pertanyaan tersebut, Attavania berpesan agar para konsumen senantiasa berhati-hati dalam menentukan produk pesanan secara online. Pasalnya sebuah barang yang tertera di daftar penjualan online shop tampak indah karena pencahayaan gambar sudah diatur sedemikian rupa oleh penjualnya.
Permasalahan ini memang sering terjadi pada saat pembeli membeli barang dan sudah berekspetasi tinggi.
Dirinya pun meminta agar konsumen selektif dalam menjalin komunikasi dengan penjual, salah satu caranya dengan meminta penjual memfotokan produk tersebut agar konsumen tidak dibodohi.
“Dalam memasarkan produk, pencahayaan sangat penting bu. Jika warna yang ada di foto itu sangat terang dan terlihat jelas itu dikarenakan pencahayaan. Jika ibu ingin melihat warna asli dari produk tersebut, ibu dapat meminta penjual untuk memfotokan produk tersebut,” ujar Attavania.
Setelah pelatihan fotografi produk terselenggara, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan poster yang dimana berpengaruh dalam pemasaran. Semakin menarik poster dan foto yang ditampilkan, maka semakin banyak calon pelanggan yang tertarik untuk membeli produk tersebut. Aplikasi yang digunakan untuk membuat poster adalah canva dan picsart. Ibu-ibu PKK RT 6 RW 9 sangat antusias dalam mendengarkan dan mencoba, karena menjadi ilmu baru bagi mereka.
Kegiatan pelatihan ini berjalan dengan lancar dan komunikatif antara mahasiswa dengan ibu-ibu PKK. Harapannya dengan adanya sosialisasi dan pelatihan ini dapat memberikan ilmu baru dan usaha yang dimiliki warga RT 6/RW 9 dapat lebih maju. (*)
Artikel ini ditulis oleh Attavania/40020619650055 Mahasiswa Informasi dan Hubungan Masyarakat Sekolah Vokasi di program KKN Tim II Universitas Diponegoro periode 2021/2022 di Kelurahan Pedurungan Tengah Kecamatan Pedurungan Kota Semarang.
Dosen Pembimbing Lapangan : Dr. Rr. Karlina Aprilia, S.E,M.Sc,Ak.
Redaksi Mitrapost.com