Pati, Mitrapost.com – Imbas kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang ditetapkan sejak 3 September 2022 kemarin, membuat nelayan di Juwana resah dan rela berhutang solar demi dapat melaut kembali.
Mukid, selaku Ketua Barisan Muda Nelayan Juwana memaparkan bahwa sebenarnya dirinya sudah tidak mampu untuk membeli solar untuk memberangkatkan kapal mencari ikan, karena harga solar yang sangat melambung.
Akan tetapi, jika dirinya tidak memberangkatkan kapalnya, banyak nyawa yang harus diberikan penghidupan dengan hasil dari kapalnya tersebut.
“Sebenarnya dampaknya kita membeli solar itu nggak kuat, kita sampai mencari vender, mencari yang mau menghutangi untuk keperluan pembelian solar. Adanya vender itu kita tertolong bisa memberangkatkan kapal. Hasil tangkapannya kita belum tahu nantinya,” ucap Mukid.
Walaupun pemerintah memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada nelayan kecil yang entah kapan cairnya, hal itu tidak memberikan solusi untuk keberlangsungan usahanya tersebut.
Pasalnya, pemberian BLT BBM itu dirasanya belum tepat sasaran, hanya sebagian yang mendapatkan BLT tersebut, untuk yang lainnya belum tentu.
Lantas dirinya menyinggung, seharusnya pemerintah melibatkan nelayan dalam mengambil kebijakan termasuk kaitannya dengan BBM. Terlebih di saat perekonomian pasca pandemi masih terguncang.
“Harapannya bantuan ini disalurkan agar lebih merata kepada nelayan kapal-kapal besar juga. Pemerintah jalan, kita nelayan juga mendapatkan hasil,” pungkasnya.
Untuk diketahui, saat melaut Mokid menyebut kapal dengan ukuran di atas 100 gros ton (GT), membutuhkan solar sekitar 140 ribu liter dalam satu musim, antara 7 s/d 8 bulan. (*)