Pati, Mitrapost.com – Pati menjadi Kabupaten dengan oleh-oleh khas batik. Batik yang telah terkenal di luar kota tersebut adalah batik bakaran yang berada di Kecamatan Juwana.
Salah satunya di Desa Langgenharjo RT 07 RW 03. Tak terkecuali Tamziz Al Anas yang memiliki Industri Kecil Menengah (IKM) batik Yuliati Warno.
Industri Kecil Menengah (IKM) yang berada di Desa Langgenharjo, Juwana ini mengusung konsep sebagai tempat wisata batik. Tujuannya agar pengunjung atau pembeli bisa melihat secara langsung proses produksi batik tersebut.
“Jadi tempat kami ini sebagai tempat edukasi batik sebagai sarana pelestarian batik Indonesia mbak. Untuk dinyatakan kompetensi juga harus diuji sebagai rekam jejak untuk dokumen negara dimana setiap 10 tahun sekali, akan diuji kembali oleh UNESCO,” tutur Tamziz Al Anas.
Ia mengatakan, adapun sertifikasi pra asesmen dilakukan pada tanggal 8 Oktober 2022, sedangkan untuk pelaksanaan sertifikasi pada tanggal 9 oktober 2022 mulai dari jam 08.00 – selesai.
Tamziz, yang juga ketua klaster batik Pati dan penguji atau asesor batik kementerian pendidikan mengatakan, pelaksanaan berjalan lancar dimulai dari pra asesmen sampai asismen dan tidak ada halangan suatu apapun.
“Alhamdulilah antusias para peserta semuanya luar biasa, mereka datang tepat waktu, dan dari dinas Dinporapar Bu Endah Murwaningrum selalu Kabid Pemasaran Pariwisata (Dinporapar) Pati juga datang untuk memastikan kegiatan.” Ucapnya.
Ia mengatakan destinasi wisata batik Pati ini dapat digunakan sebagai sarana edukasi dan pelestarian batik kabupaten Pati, terlebih industri itu telah bekerja sama dari segala bidang baik dari kedinasan, lembaga, masyarakat umum dan promosi.
Tamziz mengatakan, karyawan yang bekerja di tempat kerjanya sebanyak 10 orang, sedangkan untuk karyawan yang kerja di rumah masing-masing lebih dari 20 orang dan itu sudah tersertifikasi semuanya.
Ia lantas menceritakan pada saat proses pelaksanaan berlangsung, tim asesor menerangkan secara lisan kepada asesmen dan memberikan motivasi kepada para pembatik yang kompeten, agar lebih meningkatkan pengalaman, pengetahuannya untuk ke jenjang kompetensi yang lainnya.
Sedangkan yang belum kompeten, mereka melakukan perbaikan supaya lebih bisa bagus sesuai karya yang dihasilkan baik attitude, pengetahuan, dan menambah pengalamannya.
Tamziz berharap para pembatik ke depannya telah tersertifikasi semua.
“Harapan ke depan untuk para pembatik yang sudah tersertifikasi, agar lebih berkreasi dan lebih optimis untuk memasarkan produknya sampai tingkat nasional dan internasional,” kata dia. (*)