Rembang, Mitrapost.com – Perusahaan eksportir di Kabupaten Rembang mengeluh dikarenakan sepinya permintaan dari pasar internasional.
Kejadian ini membuat Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (Dindagkop-UKM) Kabupaten Rembang melakukan monitoring perusahaan eksportir beberapa waktu silam.
Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (Dindagkop-UKM) Kabupaten Rembang, M. Mahfudz menyampaikan pihaknya telak melaksanakan monitoring di beberapa perusahaan eksportir di Kabupaten Rembang.
Ia mengutarakan Rembang termasuk kabupaten yang berhasil memperdagangkan produk daerah ke mancanegara.
Terutama yang dominan diekspor di sektor perikanan. Selain itu juga, Rembang telah berhasil memperdagangkan kerajinan asli daerah ke luar negeri.
Namun, saat ini perusahaan eksportir di Rembang mengalami penurunan permintaan dari pasar internasional. Hal ini dikarenakan adanya krisis global juga dipengaruhi inflasi dunia yang naik.
“Hasil monitoring teman teman eksportir banyak mengeluhkan sepinya pasar internasional permintaan luar negeri menurun. Dipengaruhi sisi krisis global juga dipengaruhi inflasi dunia menaik,” kata Mahfudz saat dihubungi Mitrapost.com, Jumat (14/10/2022).
Dia menjelaskan penurunan permintaan eksportir dari luar negeri karena dari biaya sewa kontainer yang merangkak naik. Selain itu dari sektor pendistribusian ke wilayah lain yang terimbas dengan krisis global.
Sehingga akan berpengaruh permintaan dari luar negeri dengan melemahnya perdagangan pasar internasional terhadap produk-produk yang dicukupi pasar Indonesia terutama Rembang.
“Misalnya sewa kontainer untuk ekspor juga naik belum lagi nanti distribusi situasi krisis di wilayah wilayah. Akan berpengaruh permintaan dari luar negeri krisis dunia, krisis pangan menimbulkan melemahkan permintaan luar negeri,” ungkap Mahfudz.
Sejauh ini monitoring Dindagkop UKM ke internal perusahaan eksportir menemukan adanya penurunan omzet. Tetapi belum ada pengurangan jumlah tenaga kerja.
“Internal di perusahaan itu belum sampai melihat ada pengurangan jumlah tenaga kerja tidak sampai segitu tetapi ada penurunan omzet dibandingkan sebelum adanya krisis global,” tandasnya. (*)