Cara Islam Memaknai Sebuah Kehidupan Dunia yang Fana

Mitrapost.com – Memaknai kehidupan di dunia ini memang tidak mudah. Untuk menemukan sebuah makna hidup yang benar maka perlu adanya rujukan yang benar pula.

Setiap orang boleh saja memaknai kehidupan menurut pendapatnya masing-masing. Dengan kemampuan berpikir, tentu saja seseorang dapat membedakan mana hal yang baik atau buruk dalam hidupnya.

Berbicara mengenai kehidupan, Islam merujuk pada Al Quran dan Hadits. Al Quran merupakan firman Allah yang mengetahui tentang hidup semua makhluknya.

Mencari makna hidup merupakan suatu hal yang serius. Karena hidup kita di dunia yang fana ini nanti akan menentukan kehidupan kita di akhirat.

Maka dari itu, kita tidak bisa asal-asalan dalam memaknai hidup. Semua harus berdasarkan konsep dan rujukan yang jelas agar tidak salah dalam memaknai hidup. Mungkin dengan beberapa cara yang baik dapat dilakukan untuk menemukan makna atau tujuan hidup.

Kita perlu mendalami Al Quran agar dapat menemukan sebuah makna kehidupan. Namun, jika masih belum paham maksudnya maka kamu bisa meminta bimbingan para ulama.

Islam memaknai kehidupan dunia sebagai ibadah. Sebab awal mula Tuhan menciptakan semua makhluk adalah untuk beribadah kepada-Nya. Ibadah yang dimaksud bukan hanya sekedar sholat dan puasa saja, namun semua aspek kehidupan manusia adalah ibadah. Jadi, sebagai manusia kita harus senantiasa beribadah.

Selain itu, dalam QS Al Mulk ayat : 2 memaknai hidup adalah sebuah ujian. Barang siapa yang sedang di uji, maka Tuhan akan mengangkat derajatnya. Maka, apabila datang sebuah ujian kamu perlu bersabar.

Al Quran juga menjelaskan bahwa kehidupan dunia hanya sementara.  Serta kehidupan akhirat itu lebih baik dari pada kehidupan dunia, bagi orang-orang yang beriman. Oleh sebab itu kita senantiasa mengutamakan kehidupan akhirat tanpa meninggalkan kehidupan dunia.

Adanya makna hidup yang berbeda bagi setiap orang, tentu saja memiliki gaya hidup yang berbeda pula. Namun, dalam pandangan Islam hanya ada 2 tipe gaya hidup yaitu Islami dan Jahili.

Gaya hidup Islami ini memiliki landasan tauhid (ke-Esa-an Tuhan). Sedangkan gaya hidup Jahili memiliki landasan yang bernuansa kesyirikan. Sebagai seorang muslim tentunya akan memilih gaya hidup Islami seperti yang tertuang dalam QS. Yusuf: 108 sebagai berikut :

قُلۡ هَٰذِهِۦ سَبِيلِيٓ أَدۡعُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا۠ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِيۖ وَسُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ

“Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang musyrik.” (QS. Yusuf: 108).

Gaya hidup Islami melarang untuk bersikap berlebihan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Prinsip gaya hidup Islami ini tanpa kebohongan, berniat untuk ibadah, tidak berlebihan, halal, baik dan pantas.

Islam merupakan agama yang adil. Maka dari itu kita harus senantiasa hidup dalam keselarasan dan kesederhaan. Hidup di dunia hanya sekali, oleh sebab itu gunakan hidup untuk hal kebaikan dan kebermanfaatan untuk orang lain.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati