Kerajinan Kaleng Bekas, Pemuda Pati Raup Jutaan Rupiah per Bulan

Pati, Mitrapost.com – Pemuda bernama Agung Nugroho yang berasal dari Desa Muktiharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati berhasil mengumpulkan pundi-pundi rupiah dari hobinya membuat kerajinan tangan dengan memanfaatkan kaleng bekas minuman.

Dalam pemaparannya, Agung mampu meraup keuntungan bersih sebanyak Rp3 juta lebih per bulan dari hasil membuat kerajinan kaleng. Walaupun keahliannya tersebut tidak menjadi tumpuan utama Agung untuk mendapatkan Rizki, karena dirinya juga memiliki pekerjaan lain.

Agung menjelaskan bahwa hobinya itu berawal dari banyaknya sampah yang ada di Indonesia ini. sehingga membuatnya berpikir untuk membuat kerajinan dari sampah.

Kenapa sampah kaleng, karena dirinya menilai jika kaleng tidak bisa terurai sendiri dengan tanah dan kemudian dipilihlah kaleng sebagai bahan untuk menuangkan kreativitasnya.

“Selain mendapatkan uang, saya membuat kerajinan dari kaleng ini untuk mengurangi sampah kaleng yang ada di Indonesia, karena kaleng itu kan tidak bisa diurai dengan tanah,” ucap Agung, Sabtu (12/11/2022).

Akan tetapi, sejak kondisi pandemi melanda Bumi Pertiwi, ia mengaku untuk penjualan kerajinan sangat berkurang hingga saat ini. Walaupun begitu, di sela-sela kesenggangan waktu, ia tetap membuat karya seni untuk terus menghasilkan uang.

Bahkan untuk pemasaran sebelum pandemi kemarin, dirinya mampu menjual berbagai kerajinan buatannya itu hingga ke Jakarta, Yogyakarta, Tangerang, dan masih banyak kota lainnya.

“Untuk penjualan luar kota ada Jogja, Jakarta, Tangerang, Bali dan lainnya, sedangkan untuk media pemasarannya saya mengandalkan aplikasi Facebook dan Instagram saja,” terang dia.

Agung berharap, untuk kondisi pasca pandemi seperti ini, pemerintah bisa membantunya untuk mengadakan berbagai agenda promosi, yang bisa kembali mengangkat penjualan para pelaku usaha kreatif seperti ini.

Selain itu, dirinya bercita-cita untuk mempunyai karyawan sendiri, guna membantu proses membuat kerajinan kaleng seperti yang ia geluti. Hal tersebut lantaran, terkadang dirinya masih merasa kewalahan untuk mengurusi kerajinannya tersebut.

“Harapannya penjualan bisa seperti sebelum pandemi dulu. Dan punya karyawan soalnya saat ini masih dikerjain sendiri,” pungkasnya. (Adv)