Pandangan Islam Tentang Memberikan Pujian pada Orang Lain

Mitrapost.com – Memberikan pujian dinilai dapat meningkatkan hubungan dan kepercayaan. Namun, di beberapa kasus, memuji orang secara berlebihan dapat mengakibatkan orang tersebut menjadi riya’. Ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 188 yang berbunyi;

لَا تَحْسَبَنَّ ٱلَّذِينَ يَفْرَحُونَ بِمَآ أَتَوا۟ وَّيُحِبُّونَ أَن يُحْمَدُوا۟ بِمَا لَمْ يَفْعَلُوا۟ فَلَا تَحْسَبَنَّهُم بِمَفَازَةٍ مِّنَ ٱلْعَذَابِ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Lā taḥsabannallażīna yafraḥụna bimā ataw wa yuḥibbụna ay yuḥmadụ bimā lam yaf’alụ fa lā taḥsabannahum bimafāzatim minal-‘ażāb, wa lahum ‘ażābun alīm

Artinya: “Janganlah sekali-kali kamu menyangka, bahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih.”

Selain itu, larangan untuk memuji secara berlebihan juga terdapat pada sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Hammam bin al-Harith radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah berkata: “Jika Engkau melihat orang yang memuji, maka taburkanlah debu di wajahnya” (HR Muslim No. 3002).

Rasulullah mengingatkan bahwa kita tidak boleh terlalu senang dengan pujian dari orang lain. Dilansir dari NU Online, Imam Nawawi menjelaskan bahwa larangan memuji berlaku jika mengandung risiko atau bahaya bagi orang yang dipuji, berlebihan dari kenyataannya dan dikhawatirkan tertimpa fitnah berupa ujub jika mendengar pujian tersebut.

Sementara itu, pemberian pujian tidak dilarang pada orang-orang yang tidak dikhawatirkan mengalami perasaan itu. Bahkan, mereka akan termotivasi untuk menyempurnakan imannya, meneguhkan akal dan pengetahuan. Pujian yang tidak membahayakan akan memunculkan kebaikan dan kemajuan secara terus menerus.

Artinya, pujian memang boleh diberikan dengan syarat-syarat sebgaai berikut;

  • Pujian tidak berpotensi menimbulkan dampak negatif, seperti riya dan menghilangkan keikhlasannya untuk berbuat baik dan beribadah.
  • Pujian bersifat faktual atau tidak dilebih-lebihkan dan mengandung kebohongan.
  • Pujian kepada orang yang akan termotivasi untuk menjadi lebih baik, seperti menambah keimanan kepada Allah, meningkatkan rasa percaya diri, dan meningkatkan kemampuan belajar, bukan kepada orang yang sering menyombongkan diri.

Demikian artikel tentang pandangan Islam terkait pemberian pujian. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati