Mitrapost.com – Aryanto Misel, penemu alat pengubah air menjadi bahan bakar kendaraan bernama Nikuba mengungkapkan kekecewaannya dengan pemerintah.
Dalam sebuah wawancara televisi dan diunggah oleh akun media sosial bernama Undercover, ia mengaku tak membutuhkan pemerintah.
“Saya tidak butuh mereka,” ujarnya.
“Saya tidak butuh mereka, saya sudah dibantai habis, tidak mau,” lanjutnya.
Sebelumnya, sejumlah pabrikan otomotif asal Italia berusaha mengenal teknologi yang diciptakan Aryanto.
Kepala Penerangan Kodam III Siliwangi Kolonel Inf Adhe Hansen menyebutkan pihak pabrikan otomotif telah membuat perjanjian kerja sama dengan pihak Nikuba.
“Perjanjian kerja sama dengan perusahaan penyedia sumber energi bagi Ferrari dan Lamborghini,” jelasnya dilansir dari CNN Indonesia.
Aryanto Misel dan tim, sebelumnya berencana mendanai risetnya melalui kerjasama dengan pihak asing yang tertarik atas temuannya. Melalui hal itu, ia akan mendanai sendiri pengembangan riset tanpa bantuan siapapun.
Sementara itu, Deni Shidqi Khaerudini Peneliti Madya Pusat Riset Material Maju Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan bahwa Nibuka bukan alat penghasil hidrogen sebagai pengganti bahan bakar kendaraan.
Nikuba, jelasnya, hanya berperan untuk menghemat bahan bakar. Ia mengatakan Nikuba menggunakan Hidrogen Hidrogen Oksigen (HHO), bukan hidrogen murni.
“Jadi bukan pengganti BBM, tapi fuel saver, sebab tetap ada peranan BBM, yakni hidrokarbon yang ketika dibakar di piston maka efisiensi pembakarannya jadi lebih baik,” jelasnya.
Menurutnya, perlu ada data yang menunjukkan Hidrogen yang dipakai di ruang bakar adalah gasnya. Dengan begitu Nikuba dapat diklaim sebagai alat pengganti BBM.
“Kalaupun murni Hidrogen, sistem pembakaran di mobil dan motor tidak mendukung. Hidrogen gasnya kecil sehingga tidak cocok dengan sistem pembakarannya,” jelasnya. (*)
Redaksi Mitrapost.com