Mitrapost.com – Salat 5 waktu merupakan bagian dari rukun Islam kedua, dan merupakan ibadah yang hukumnya wajib dilaksanakan oleh setiap umat Muslim. Dalam salat, terdapat gerakan-gerakan dan rangkaian ucapan yang harus di lakukan dan dilafalkan sesuai adab dan aturan.
Allah SWT memerintahkan umat-Nya untuk mendirikan salat dalam surat Al-Ankabut ayat 45;
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Utlu mā ụḥiya ilaika minal-kitābi wa aqimiṣ-ṣalāh, innaṣ-ṣalāta tan-hā ‘anil-faḥsyā`i wal-mungkar, walażikrullāhi akbar, wallāhu ya’lamu mā taṣna’ụn
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Dilansir dari NU Online, Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz al-Maliabari dalam kitab Fathul Mu’in mengatakan bahwa salat pada pengertian kata syara’ merupakan rangkaian ucapan dan perbuatan tertentu yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.
Pada praktiknya, gerakan salat memiliki manfaat nyata bagi kesehatan fisik dan mental. Beberapa penelitian telah mengkaji hal ini sebagai bagian dari terapi religius. Terapi religius merupakan penyembuhan terhadap pola perilaku menyimpang dengan menggunakan pendekatan-pendekatan agama, menurut penelitian Dedy Susanto dalam salah satu penelitiannya.
Berikut beberapa manfaat salat untuk kesehatan secara keseluruhan.
Manfaat bagi kesehatan mental/psikis
Saat orang mengalami berbagai permasalahan, mulai dari ekonomi, hubungan dengan pasangan maupun keluarga, dan lain sebagainya, orang tersebut mungkin rentan mengalami stres. Sangat penting untuk merilekskan pikiran saat mengalami gejala stres berat agar dapat mengatasi setiap permasalah dengan kepala dingin.
Menurut penelitian Ibnu Hajar Ansori dkk pada tahun 2019, salat membantu manusia melatih konsentrasi. Konsentrasi sendiri menuntut kontrol diri untuk mengendalikan emosi, serta dorongan-dorongan lain dalam dirinya. Melalui pengendalian emosi, orang tersebut dapat mengarahkan energi emosi ke saluran ekspresi yang bermanfaat.
Beberapa contoh gerakan salat yang dapat melatih konsentrasi adalah melihat ke tempat sujud, melihat kedua kaki ketika rukuk, melihat ujung hidung ketika sujud, dan lain sebagainya. Saat melakukan ibadah salat, diharuskan untuk memandang setiap titik-titik tersebut agar pandangan tidak teralih dan menjaga konsentrasinya.
Saat konsentrasi telah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seseorang akan memiliki kontrol diri yang baik, terutama saat menghadapi stres.
Manfaat bagi kesehatan fisik
Beberapa gerakan salat juga dapat menyetabilkan fungsi organ tubuh. Menurut hasil penelitian, gerakan takbirotul ihrom dapat menyembuhkan penyakit asma, sementara rukuk bermanfaat meluruskan tulang punggung dan meredakan sakit pinggang. Selain itu, gerakan sujud dapat meningkatkan fungsi otak dan merelaksasi otot-otot kepala. Saat sujud, posisi kepala lebih rendah dari jantung, sehingga akan meningkatkan aliran darah ke otak.
Selain itu, posisi tahiyyat dapat mengencangkan otot-otot paha karena jari-jari kaki dalam posisi tertekuk, kemudian salam bermanfaat meredakan atau mengembalikan urat leher yang terjepit.
Demikian beberapa manfaat dari gerakan salat bagi kesehatan fisik dan mental. (*)
Redaksi Mitrapost.com