Pati, Mitrapost.com – Negara Indonesia memiliki budaya tradisional yang beragam jenisnya. Baik terhadap keragaman budaya pakaian, alat musik, makanan, bahkan tarian adat tradisional.
Namun, seiring berjalannya waktu dan berkembangnya globalisasi, kebudayaan tradisional tersebut mulai tersingkirkan dengan masuknya kebudayaan asing di era globalisasi saat ini.
Terlebih banyak generani muda dan masyarakat modern yang terkontaminasi untuk menonton drama korea, menyukai lagu-lagu k-pop, tanpa adanya edukasi kebudayaan tradisional yang ada di Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah Fraksi PDI Perjuangan, Endro Dwi Cahyono mengatakan bahwa hal tersebut menjadi tantangan khususnya orang tua untuk menjadi agen pelestarian.
“Ya ini adalah tantangan bagi kita semua, terutama bagi orang tua. Jadi orang tua ini harus jadi agen pelestarian kalau ada anak-anak kita pada umumnya yang lahir dijaman era digital ini mereka sudah sangat terbuka, sudah tidak ada batasan,” kata Endro kepada Mitrapost.com.
“Tidak ada batasan wilayah, tidak ada batasan negara, bahkan tidak ada batasan dimanapun mereka bisa mengakses berbagai kebudayaan dari luar negeri,” tambahnya.
Dituturkan Endro, orang tua harus bisa mengawasi perihal apa saja yang telah diakses dan digunakan oleh anak saat menggunakan sosial media. Sebagaimana pemahaman pada liberalisme sama kuatnya dengan jati diri bangsa Indonesia.
Selanjutnya, tidak hanya orang tua saja, melainkan kepada masyarakat sekitar untuk lebih peduli, sehingga harus selalu memonitor dan mengkontrol saat anak diberikan handphone.
“Jadi ini semua menjadi tantangan kita, kita harus peduli, jangan hanya sekedar anak kita biar diem dikasi handphone itu tidak. Nah ini bahaya, sehingga harus selalu kita monitor, selalu kita kontrol, dan selalu cek berkala apa saja yang mereka akses,” tuturnya.
Dengan demikian, ia berharap hal ini tetap harus ada edukasi bagi anak di setiap harinya. Sebab, nilai budaya leluhur akan menjadi jati diri bangsa Indonesia bagi generasi muda maupun masyarakat modern.
“Tentunya harus ada edukasi untuk sehari-harinya bagi bapak dan ibu untuk selalu mengenalkan budaya-budaya leluhur kita. Sebab nilai-nilai budaya leluhur itulah yang menjadi jati diri bangaa indonesia,” tutupnya. (*)