Pati, Mitrapost.com – Uji mutu pangan segar Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kabupaten Pati yang baru berjalan yakni produk beras. Baik beras analog, beras bulog, beras dari gapoktan Kecamatan Jaken, beras dari gapoktan Kecamatan Wedarijaksa, dan beras gapoktan dari Kecamatan Juwana.
Melalui Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Dinas Ketahanan Pangan Pati, Alfianingsih Firmanwigawati mengatakan bahwa produk lain belum dilakukan karena hal ini merupakan program baru dari Disketapang Pati.
Terlebih yang baru dipasarkan yakni beras. Pemasaran berlokasikan di luar daerah yang meliputi Kudus, Semarang, Grobogan dan lainnya.
“Itu sebenarnya di bu mia ya, tapi gapapa saya bahasa sedikit. Tapi untuk saat ini ya yang baru berjalan itu baru beras dan untuk lain -lain itu sebetulnya belum,” kata Fifin sapaan akrabnya.
“Karena ini kan merupakan program baru dan itupun sebetulnya untuk beras-beras yang di pasarkan dilokasi luar daerah seperti ke Kudus, ke Semarang ke Grobogan dan lainnya,” tambahnya.
Sedangkan untuk level di pemasaran daerah setempat yang sama-sama dari Pati belum dilakukan lantaran belum ada kesadaran dan kepedulian masyarakat akan hal itu. Utamanya yang beras sisa yang tidak ada label kemasannya.
“Tapi kalau untuk level daerah yang setempat sama-sama pati itu belum, karena masyarakat belum sadar dan peduli akan hal itu. Dan itupun kalau beras kemasan, kalau beras turah dipasar itu gimana hehehe,” lanjut wanita yang kerap disapa Fifin.
Sebagai informasi, beras produk Pati yang bekerjasama dengan Disketapang Pati yang dicampur dengan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang akan dipasarkan keluar Pati harus berijin SPHP.
Lebih lanjut, masyarakat yang telah bekerja sama dengan Disketapang Pati diharapkan untuk melakukan uji mutu pangan segar, yang dimana kalau sudah diuji akan mendapatkan semacam kartu atau label yang ditempel kesebuah produk.
Diungkapkan Fifin, tujuan uji mutu pangan segar yakni agar bisa mengetahui butir beras apakah banyak yang pecah atau banyaj yang masih utuh.
Dengan demikian, uji mutu pangan segar bukan hanya difokuskan ketahap itu saja dan bukan sampai ketahap pengujian kandungan memakai bahan apa ataupun bebas peptisida.
“Dan uji mutu pangan segar itu lebih ke penampakan butirnya gimana, bentuk butirnya seperti apa dia itu banyak pecahnya atau sedikit pecahnya,” ungkapnya.
“Jadi uji mutu pangan segar hanya sampai ketahap itu aja gak smapai ke tahap dia kandungannya apa pakai bahan apa itu bebas peptisida atau engga itu bukan, tapi nanti kalau mau lebih detailnya apa bisa ke bu mia,” tutupnya. (*)