Mitrapost.com – Beberapa hari besar memiliki mitos berupa pantangan-pantangan tertentu. Seperti pantangan saat satu Suro yang menandakan satu Muharram dalam penanggalan Islam, hari lahir Nabi Muhammad yang diperingati sebagai Maulid Nabi juga ada pantangannya bagi sebagian masyarakat.
Lantas, bagaimana Islam memandang hal ini?
Pada bulan kelahiran Nabi, terdapat beberapa larangan seperti larangan membangun rumah, memulai usaha hingga menikahkan dua mempelai. Beberapa masyarakat percaya bahwa menggelar hajat saat hari tersebut dapat mendatangkan celaka.
Sementara itu, seorang ulama, yakni Buya Yahya mengingatkan untuk selalu memiliki prasangka baik saat hari kelahiran Nabi SAW maupun hari-hari lainnya. Menurutnya, Maulid Nabi SAW merupakan bulan pembuka yang akan mendatangkan sesuatu yang baik.
“Yang percaya bangkrut yang gak percaya untung. Bulan Maulid adalah bulan pembuka malah seharusnya lebih husnudzon. Wah ini dengan Maulid Nabi Allah akan bukakan sesuatu yang baik,” tuturnya.
Lebih lanjut, sang ulama juga menjelaskan bahwa tidak ada bulan yang merugikan atau menyesatkan, karena semua bulan baik. Sehingga, tidak ada pantangan untuk menggelar hajat di bulan-bulan tersebut jika ditujukan untuk niat baik.
Sebaliknya, jika orang-orang melakukan pesta dan terdapat maksiat di dalamnya, maka orang-orang tersebut akan merugi.
“Gak ada bulan yang menyesatkan, tidak ada bulan yang merugikan, bulan rugi adalah bulan maksiat. Kalau kita mau maksiat rugi,” lanjutnya. (*)
Redaksi Mitrapost.com