Pati Punya Kedai yang Tawarkan Menu hingga Nuansa Serba Tradisional

Pati, Mitrapost.com – Maraknya kedai-kedai baru yang bermunculan di Pati seringkali menawarkan keunikan dan kelebihan bagi pengunjung.

Tak lain juga salah satu kedai yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani, tepatnya sebelah timur Stadion Joyokusumo Pati bernama Kedai Diseduh Wedangan.

Kedai yang mulai buka pada pukul 17.00 hingga tengah malam tersebut, memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri. Dimana menu kuliner yang ditawarkan kepada pelanggan berupa makan dan minuman yang mayoritas tradisional.

Menurut pemilik, Rifa Indriyatmo mengklaim selain berupa menu, pihaknya juga mengusung konsep dekorasi yang sangat tradisional ala Daerah Istimewa Yogyakarta.

“Kedai kami berkonsep sederhana, menjual menu makanan ringan, makanan berat, jajanan. Konsep kami itu tradisional bernuansa Yogyakarta,” sebutnya.

Kedai yang ia dirikan sejak 1 Februari 2022 yang lalu menyuguhkan nuansa jalan yang menjadi ikon Jogja yakni Malioboro. Kursi-kursi panjang, meja dan ornamen kuno yang menjadi ciri khas Jogja sengaja ditawarkan untuk menarik minat pengunjung.

“Kami di sini menawarkan menu makanan dan minuman tradisional di tengah kota. Itulah yang menjadi pembeda di antara kedai-kedai lainnya,” imbuh pemuda yang berusia 25 tahun tersebut.

Tak hanya itu, harga yang ditawarkan di kedai miliknya tersebut, juga tergolong sangat terjangkau. Mulai dari Rp5.000 sudah dapat mencicipi minuman ala-ala Jogja.

Beberapa menu yang ditawarkan diantaranya seperti wedang tape, wedang uwuh, wedang roti, wedang jahe, wedang Sukoco dan minuman lainnya.

Sementara untuk jenis menu makanan yang menjadi andalan yakni mie tektek, mie dokdok, nasi magelangan, dan nasi orak-arik.

“Untuk minuman sendiri itu ada minuman jaman dulu yang kami tawarkan, sementara kalau untuk makanan kami terinspirasi dari warmindo,” ujarnya.

Dengan hadirnya kedai yang masih tergolong baru di Bumi Mina Tani tersebut, dirasa mendapatkan antusias yang cukup baik dari masyarakat Pati.

Hal tersebut terbukti dengan omzet yang dihasilkan Rifa dalam mengelola kedai setiap bulan yang mampu menyentuh Rp10 juta hingga Rp15 juta.

Meskipun demikian, pihaknya menuturkan dalam melakukan pengembangan sebuah kedai tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu inovasi dan kreativitas untuk dapat mengenal kepada masyarakat terkait dengan nilai jual dari kedai yang dimilikinya tersebut.

“Kalau daerah Pati pasar yang sulit ditembus, dikarenakan memang ketatnya persaingan. Mayoritas pelaku usaha kedai minuman di Pati adalah orang asli sini, bukan dari pendatang,” tandasnya. (Asy)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati