Mitos Tentang Anak Kembar yang masih Dipercayai

Mitrapost.com – Saat melihat anak kembar, sering kali kita terkagum dengan kemiripan yang mereka miliki. Meski anak kembar bukan suatu fenomena yang langka, namun keajaiban tersebut memang patut disyukuri.

Namun, tahukah Anda bahwa di tengah masyarakat Jawa terdapat sejumlah mitos yang tersebar seputar anak kembar. Di bawah ini beberapa mitos yang masih dipercayai oleh masyarakat.

Yang lahir lebih dulu adalah adik

Mitos pertama adalah bahwa anak kembar yang lahir lebih dulu adalah si adik. Masyarakat percaya bahwa secara alami kakak akan mengalah dan membantu adiknya keluar lebih dulu. Namun, sebenarnya dalam ilmu kedokteran bahwa bayi yang lahir lebih awal tetap menjadi saudara yang lebih tua.

Baca Juga :   Berikut Tanda-tanda Orang yang Memiliki Khodam

Si jahat dan si baik

Meski memiliki wajah dan penampilan serupa, banyak orang percaya bahwa anak kembar memiliki sifat dan karakter berkebalikan, seperti si jahat dan si baik. Namun, pada dasarnya sifat atau karakter seseorang dibentuk dari lingkungan dimana anak itu tumbuh dan berkembang, bukan karena dia anak kembar.

Ikatan batin yang kuat

Banyak orang percaya bahwa anak kembar selalu memiliki ikatan batin yang kuat, bahkan sejak dalam kandungan. Bahkan, beberapa orang percaya bahwa keduanya bisa saling membaca pikiran satu sama lain. Memang benar saudara kembar biasanya memiliki ikatan yang kuat karena tumbuh bersama, namun tidak sampai bisa membaca pikiran saudara kembarnya

Baca Juga :   Berikut Mitos Tak Sengaja Memakai Pakaian Terbalik

Anak kembar harus sekolah di tempat yang terpisah

Anak kembar yang sekolah di tempat yang sama dipercaya bisa membuat salah satunya sulit berteman dan mengalami gangguan belajar. Namun, hal itu tentu hanya mitos saja. Itu bisa terjadi karena orang lain cenderung saling membandingkan keduanya jika berada di tempat yang sama.

Salah satunya bahagia dan sengsara

Beberapa orang juga percaya tentang mitos bahwa anak kembar memiliki nasib yang berbanding terbalik, entah itu terkait ekonomi maupun percintaan saat dewasa. Namun, sebenarnya itu hanya mitos karena memang nasib semua orang tidak bisa sama satu sama lainnya. (*)