Pati, Mitrapost.com – Berdasarkan catatan dari Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Kabupaten Pati bahwasannya pada bulan Januari hingga akhir tahun 2023 jumlah pengunjung wisata di Pati telah mencapai 733 ribu.
Dengan rincian, data kunjungan wisatawan pada 2023 bulan Januari berkisar 60.765 orang. Terdiri dari 60.751 pengunjung domestik dan 14 mancanegara, tepatnya di Desa Wisata Tunggulsari, Kecamatan Tayu.
Lalu pada bulan April 2023 bersamaan dengan lebaran, sebanyak 61.111 pengunjung, Mei dengan 63.159 orang. Pada libur lebaran, wisata religi Makam Syekh Jangkung sejumlah 13.150 pengunjung.
Sedangkan paling mengalami lonjakan wisatawan pada bulan juli capai 106.573. Hal ini dipengaruhi bertepatan pada peringatan tahun suro. Terlebih juga objek Makam Syekh Muttamakin di Desa Kajen dan Makam Nyai Ageng Ngerang di Desa Tambakromo pada Juli 2023 kedua objek wisata tersebut didatangi masing-masing 27.000 dan 25.000 peziarah.
Keterangan ini disampaikan oleh Kepala Bidang (Kabid) Pemasaran Dinporapar Kabupaten Pati, Muhammad Roni. Dirinya memprediksi pada libur panjang, tepatnya Natal 2023 dan Tahun baru (Nataru) 2024 jumlah pengunjung wisata di Kabupaten Pati dimungkinkan akan mengalami lonjakan.
“Untuk jumlah pengunjung sampai November tahun ini, karena Desember belum selesai jadi belum kami rekap. Itu ada 733.968 wisatawan. Dan masih ada potensi besar, akhir tahun 2023 kenaikan pengunjung disetiap libur Nataru,” ungkapnya.
Pihaknya menambahkan, setiap libur Nataru, libur akhir semester, libur lebaran dan lainnya di Kabupaten Pati jumlah pengunjung diprediksi selalu mengalami kenaikan 30 persen dibandingkan dengan hari biasanya.
Selain itu, mengingat juga selama tiga tahun lamanya pariwisata di Kabupaten Pati sempat mengalai sepi lantaran penerapan physical distancing ketika virus Corona melanda Tanah Air sejak 2020.
“Tren wisata-wisata di Kabupaten Pati ini selama tahun ini mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu saat terjadi hari libur. Karena pada tahun lalu, terjadi adanya Covid-19 sehingga pembatasan sosial harus diperketat. Lalu ditambah lagi adanya beberapa pihak pengelola pariwisata yang menutup tempat wisata disebabkan mengantisipasi penyebaran Covid-19 sebelumnya,” terang Roni.
Kendati demikian, Dinporapar Kabupaten Pati terus memastikan dan berupaya wisata di Pati memiliki nuansa yang berbeda. Sehingga pengunjung menjadi lebih menarik dan terpesona dengan adanya wisata di Pati.
“Beberapa objek wisata di Kabupaten Pati mulai berbenah, seperti ada bermunculan dengan nuansa berbeda. Contohnya Desa Wisata Pancasila di Jrahi, Poncodan dan Waduk Gembong. Hal itu jelas membuat banyak kalangan yang menikmati akhir pekan dan liburan ntuk berkemah menikmati suasana tersebut,” tutupnya. (*)