Pati, Mitrapost.com – Berdasarkan data dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati jumlah usulan kuota gas LPG tahun 2024 tercatat sekitar 43.804.
Hal ini terbukti bahwasannya jumlah usulan kuota tersebut mengalami kenaikan dibanding tahun 2023, yakni sebesar 37.696.
Keterangan ini disampaikan oleh Kepala Disdagperin Kabupaten Pati, Hadi Santosa. Dirinya mengatakan konsumsi gas LPG rumah tangga yakni sebesar 34.921.
Selain itu, jumlah kuota untuk konsumsi usaha mikro yakni sejumlah 7.504, nelayan ada 235 dan petani sekitar 144.
“Karena berdasarkan pendataan kemarin, itu ditahun ini ada peningkatan. Yang mana yang sudah mengusulkan kuota LPG di Pati itu rumah tangga 34.921, usaha mikro ada 7.504, nelayan sasaran ada 235. Petani sasaran ada 144 yang kita usulkan mendapatkan LPG 3 kg ditahun ini ya,” jelasnya.
Dengan adanya peningkatan jumlah kuota ditahun 2024, justru pembelian gas LPG 3 kg yang diperuntukkan untuk masyarakat miskin dibatasi. Yang mana dengan ketentuan masing-masing 1 Nomor Induk Keluarga (NIK) satu buah gas melon saja.
Hal ini juga menindaklanjuti berdasarkan dengan keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) nomor 37 tahun 2023.
“Memasuki awal tahun 2024, pembelian gas LPG 3 kg harus menggunakan KTP. Menindaklanjuti pendataan yang sudah dilakukan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) pada tahun kemarin, pembelian gas melon 3 Kg diperuntukkan untuk masyarakat miskin dengan ketentuan masing-masing 1 NIK satu buah gas LPG aja,” tambah dia.
Lebih lanjut, jumlah usulan kuota juga dilakukan pendataan dan kecocokan data dari BPH Migas dengan data yang ada di Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AKP) Kabupaten Pati. Hal ini terkait dengan rumah tangga nelayan, usaha mikro yang disasar pada peraturan yang mulai diberlakukan pada 1 Januari 2024.
Hadi menambahkan, harga gas LPG 3 kg ditingkat pangkalan akan berbeda dengan pengecer. Pasalnya, harga di pengecer akan lebih tinggi dan mahal dibandingkan dengan harga langsung dari pangkalan gas.
“Terkait tentang HET saat ini masih tetap, yaitu sekitar 15.500 ya. Yang HET itu di pangkalan, dan kebanyakan para rumah tangga itu belinya dari pengecer, pada margin yang lebih dari itu jelas lebih tinggi,” pungkas Hadi. (*)